Media Australia Sindir Keras Patrick Kluivert dan Popovic Jelang Laga Timnas Indonesia Vs Australia: Dua Pelatih dengan Catatan Buruk akan...
- Antara
tvOnenews.com - Pertemuan antara Australia dan Timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 diprediksi akan menjadi laga yang lebih dari sekadar persaingan antar negara tetangga.
Laga ini mempertemukan dua pelatih yang dianggap biasa-biasa saja, bahkan oleh media Australia sendiri.
Kritik pedas datang dari The Roar, media olahraga Australia, yang dengan sinis menyebut duel Tony Popovic dan Patrick Kluivert sebagai pertemuan dua pelatih dengan rekam jejak yang jauh dari mengesankan.
"Saat Anda melihat dua pelatih dengan catatan yang sebagian besar buruk dan tidak meyakinkan saling berhadapan, pertanyaannya adalah: apa yang akan Anda tonton?" tulis The Roar.
Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung di Sydney Football Stadium pada Kamis, 20 Maret 2025, pukul 20.10 waktu setempat atau 16.10 WIB.
Namun, antusiasme publik Australia terhadap laga ini tampaknya tak terlalu tinggi, mengingat hasil buruk yang diraih di bawah asuhan Popovic.
Rekam Jejak Buruk Tony Popovic
Popovic diangkat sebagai pelatih Australia menggantikan Graham Arnold setelah kegagalan pada September lalu. Namun, penunjukan ini justru menjadi sumber pesimisme ketimbang harapan.
The Roar menyoroti performa buruk Popovic setelah hanya mampu meraih satu kemenangan dalam empat laga pertama putaran ketiga kualifikasi ini sebuah kemenangan comeback 3-1 atas China.
- AFC
Dalam tiga laga lainnya, Australia hanya mampu bermain imbang, termasuk saat menghadapi Arab Saudi dan Bahrain yang menunjukkan ketidakmampuan Socceroos dalam memanfaatkan peluang.
"Australia memang belum terkalahkan di bawah asuhan Popovic, tetapi tiga hasil imbang dari empat pertandingan membuat kredibilitas kepelatihannya dipertanyakan," tulis The Roar.
Keputusan Popovic dalam memanggil skuad juga menuai kritik keras. Ia dianggap mengabaikan pemain-pemain yang sedang tampil gemilang seperti Mohamed Toure, Jack Iredale, Max Balard, Anthony Kalik, Deni Juric, dan Nestory Irankunda.
Sebaliknya, ia tetap memanggil pemain yang sedang menurun performanya seperti Kusini Yengi, Dan Arzani, Nishan Velupillay, dan Brandon Borrello.
Catatan Popovic sejak memimpin Western Sydney Wanderers menjuarai Liga Champions Asia 2014 memang tak menjanjikan.
Kiprahnya di klub-klub berikutnya seperti Perth Glory dan Melbourne Victory berakhir tanpa gelar berarti. Kini, di bawah kendalinya, Australia terancam gagal melangkah jauh di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Rekam Jejak Patrick Kluivert, Kegagalan yang Berulang
Di sisi lain, Timnas Indonesia kini dipimpin oleh Patrick Kluivert, sosok yang memiliki nama besar sebagai pemain tetapi catatan kepelatihannya jauh dari memuaskan.
The Roar menyoroti bagaimana Kluivert pernah berkontribusi sebagai asisten Louis van Gaal di Piala Dunia 2014, namun setelah itu kariernya justru menurun.
- Kolase
Kluivert memulai karier kepelatihannya bersama Curacao pada 2015–2016. Ia sempat sukses membawa tim kecil Karibia itu menjuarai Piala Karibia 2017, tetapi gagal membawa mereka ke Piala Dunia 2018 setelah kalah dari El Salvador dengan agregat 2-0.
Kluivert juga pernah menjadi bagian dari staf kepelatihan Kamerun pada Piala Afrika 2019 bersama Clarence Seedorf.
Namun, Kamerun tampil lesu dan tersingkir setelah dikalahkan Nigeria 2-3 meski sempat unggul di babak pertama.
Setelah kegagalan itu, Kluivert kembali ke Curacao namun tetap gagal membawa mereka lolos ke Piala Dunia 2022, terhenti di tangan Panama dengan agregat 1-2.
Pengalaman buruknya berlanjut ketika ia melatih Adana Demirspor di Turki. Setelah awal yang cukup menjanjikan, klub tersebut terpuruk dan gagal lolos ke UEFA Conference League setelah dikalahkan Genk dari Belgia. Kekalahan 2-3 di kandang dari Samsunspor membuat Kluivert dipecat.
Laga antara Australia dan Indonesia ini menjadi ujian besar bagi Popovic dan Kluivert. Kedua pelatih menghadapi tekanan besar dari publik dan media.
Perbedaannya, jika Australia yang berpenduduk 25 juta jiwa mungkin bisa menerima hasil buruk, Indonesia dengan basis penggemar sepak bola yang fanatik dan jumlah penduduk 280 juta jiwa jelas tak akan memaafkan kegagalan dengan mudah.
"Bedanya, tak seperti Australia yang masih merupakan negara berkembang di bidang sepak bola, Indonesia memiliki budaya sepak bola yang sangat lantang dan fanatik. Satu hasil buruk saja bisa mengakibatkan hancurnya pamor sepak bola negeri itu. Apa yang akan terjadi jika Indonesia akhirnya gagal lolos?" sindir The Roar.
Media Australia itu bahkan menutup ulasan dengan nada tajam.
"Ketika dua pelatih dengan reputasi buruk dan lesu saling beradu, mungkin deskripsi terbaik untuk pertandingan ini adalah 'Yang Buruk, Yang Lebih Buruk, dan Yang Terburuk.' Mungkin salah satu dari mereka akan ditentukan nasibnya, cepat atau lambat."
Laga ini bukan hanya tentang tiga poin, tetapi juga soal nasib dan kredibilitas Popovic dan Kluivert sebagai pelatih.
Siapa yang akan selamat dari tekanan besar ini? Jawabannya akan terungkap di Sydney Football Stadium pada 20 Maret nanti. (udn)
Load more