Legenda Timnas Indonesia ini Bilang di Zamannya Tak Ada Kiper yang Berani Memarahinya, Kecuali Sosok Ini: Dia Malah Berani…
- Tangkapan layar Youtube Sport77
Hamka juga menekankan bahwa dalam sebuah tim, setiap pemain memiliki peran masing-masing, dan seorang kiper harus bisa menjadi mata bagi para pemain belakang.
Namun, menurutnya, tidak semua kiper memiliki keberanian untuk melakukan hal tersebut.
"Setiap tim memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti ada kiper senior, tapi pemain depan yang seangkatan atau di bawahnya tidak berani memarahi," tambahnya.
Namun, Kurnia Meiga berbeda. Ia selalu berani memberikan instruksi kepada para pemain yang ada di depannya, termasuk Hamka sendiri.
Hamka pun mendukung penuh sikap Kurnia Meiga tersebut.
"Padahal kan pemain belakang juga butuh mata dari kiper. Dan Kurnia Meiga itu selalu melakukan itu, siapapun di depannya, karena saya yang menyuruh dia," pungkas Hamka.
Hamka bahkan mengaku pernah memberikan instruksi khusus kepada Kurnia Meiga agar tidak ragu untuk menegur pemain yang melakukan kesalahan.
“Jangan pernah kau takut, marahi pemain yang ada di depanmu. Kalau dia marah, saya yang marah," ujar Hamka menirukan nasihatnya kepada Kurnia Meiga.
Sayangnya, kiprah Kurnia Meiga di dunia sepak bola harus terhenti pada tahun 2017 akibat kondisi kesehatan yang dialaminya.
Mantan kiper Arema FC itu didiagnosis menderita penyakit gangguan penglihatan bernama Papiledema, yang memengaruhi matanya.
Sejak saat itu, banyak pecinta sepak bola Indonesia yang merindukan sosoknya di bawah mistar gawang.
Kehilangan Kurnia Meiga dari dunia sepak bola tentu menjadi pukulan berat, tidak hanya bagi klub dan timnas, tetapi juga bagi rekan-rekannya, termasuk Hamka Hamzah.
Sosoknya yang tegas, berani, dan penuh dedikasi akan selalu dikenang sebagai salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. (udn/adk)
Load more