Doha, Qatar – Apa pun berkaitan dengan Amerika Serikat dan Iran, stigma permusuhan politik pun melekati. Bagaimana prospek pertandingan penentuan di Grup B Piala Dunia 2022?
Sejak revolusi Islam Iran, Washington dan Teheran saling memutuskan hubungan diplomatik yang terus tegang sampai kini. Amerika Serikat selalu menyerang dengan kritik terhadap apa pun peristiwa politik di negara musuh.
Tapi dunia olahraga bersikap lebih lunak. Di lapangan sepakbola, Iran dan Amerika Serikat sudah pernah saling berhadapan, bahkan pertandingan pertama terjadi di level tertinggi, kejuaraan terbesar garapan FIFA, Piala Dunia.
Di Prancis 1998, 21 Juni, Amerika Serikat kalah 1-2 oleh Iran. Pertemuan di FIFA World Cup melumerkan kebekuan di antara dua negara.
Hanya dua tahun kemudian, dua tim nasional sepakat bertemu lagi dalam pertandingan bertajuk laga persahabatan. Seperti mengikuti predikat pertemuan, Amerika Serikat dan Iran berbagi hasil sama kuat, 1-1, pada 16 Agustus 2000.
Belum ada lagi perjumpaan dua rival politik. Selang 22 tahun kemudian, Iran dan Amerika Serikat bersua lagi pada fase grup Piala Dunia 2022.
Perjumpaan terjadi dalam situasi rumit: dua negara harus saling bom untuk berebut kemenangan. Karena hanya kemenangan akan memastikan jalan Iran dan Amerika Serikat menuju ke 16 Besar.
"Saya membayangkan pertandingan ini diperebutkan dengan sengit karena fakta bahwa kedua tim ingin melaju ke babak berikutnya, bukan karena politik atau karena hubungan antar negara kami," kata pelatih AS Gregg Berhalter.
Berhalter justru menyatakan sepakbola seharusnya menyatukan umat manusia. "Anda dipersatukan oleh kecintaan yang sama kepada olahraga ini," sambung Berhalter.
Seperti koleganya, pelatih Iran pun tidak ingin membawa pertandingan ke ranah politik. Carlos Queiroz, yang berasal dari Portugal, berharap pasukannya fokus pada upaya maju ke perdelapanfinal.
"Sekarang kami harus yakin bahwa kami cukup bagus untuk melaju ke putaran kedua," kata pelatih Iran, Carlos Queiroz.
Namun Queiroz menaruh respek kepada Amerika Serikat yang ia sebagai tim yang brilian. Mantan pelatih tim nasional Portugal pun tak ingin fokus teralihkan kepada hal-hal dil luar sepak bola, "karena yang ingin kami lalukan adalah mempersembahkan hadiah kepada pendukung Iran."
Queiroz berusaha bersikap profesional. Ia mengabaikan kenyataan pula bahwa Iran ialah musuh bagi bangsa-bangsa Arab, termasuk Qatar yang terletak di seberang Tanah Persia.
Fakta eksistensi Syiah di antara penganut Sunni pun tidak menjadi isu di Piala Dunia 2022. Apalagi bila bicara tentang agama pemain, AS juga membawa beberapa awak yang merupakan Muslim.
Dua pemain Muslim akan kembali masuk starting line up AS, yakni Yunus Musah dan Haji Wright, berbanding seluruh awak Iran yang merupakan penganut Syiah.
Iran (3-5-2): Hossein Hosseini; Ramin Rezaeian, Majid Hosseini, Morteza Pouraliganji, Milad Mohammadi; Ali Gholizadeh, Ahmad Nourollahi, Saeid Ezatolahi, Ehsan Hajsafi; Mehdi Taremi, Sardar Azmoun
Amerika Serikat (4-3-3): Matt Turner; Sergino Dest, Walker Zimmerman, Tim Ream, Antonee Robinson; Tyler Adams, Yunus Musah, Weston McKennie; Christian Pulisic, Timothy Weah, Haji Wright
Pertandingan Iran dan Amerika Serikat di Grup B Piala Dunia 2022 akan berlangsung pada Selasa malam, 29 November 2022, waktu Qatar. Penonton di Tanah-Air dapat menyaksikan siaran langsung pada Rabu dini hari, 30 November 2022, mulai pukul 02:00 Waktu Indonesia Barat. (raw)
Load more