Dilaporkan ke FIFA dan UEFA Imbas Kasus Rasisme, Jose Mourinho Terancam Sanksi Berat
- Instagram/Jose Mourinho
Jakarta, tvOnenews.com - Pelatih Fenerbache, Jose Mourinho, dilaporkan klub Galatasaray atas kasus rasisme.
Juru taktik asal Portugal itu pun terancam mendapat sanksi berat jika benar terbukti bersalah.
Seperti diketahui, FIFA memang tegas dalam mengatasi masalah rasisme di dunia sepakbola.
- ANTARA
Pada awal 2024 lalu, FIFA resmi mengumumkan lima aturan baru sebagai langkah tegas dalam memerangi rasisme.
Aturan baru tersebut dirilis Presiden FIFA, Gianni Infantino, dalam Kongres FIFA ke-74 di Bangkok, Thailand, pada 17 Mei 2024.
Infantino menyebut bahwa rasisme adalah masalah serius yang telah meresap ke dalam masyarakat dan sepak bola.
“Rasisme adalah sesuatu yang buruk. Ini adalah momok yang ada di masyarakat kita. Dan telah disusupkan ke dalam sepak bola," ujar Infantino dilansir dari laman resmi FIFA.
"Sudah terlalu lama kami tidak mampu menghadapinya dengan cara yang tepat. Kita perlu berdiri dan melawan rasisme dan mengalahkan rasisme secara bersama-sama," lanjut Infantino.
Jose Mourinho sendiri memang terkenal sebagai salah satu pelatih yang dekat dengan kontroversi.
Terkini, mantan juru latih Real Madrid itu tersandung kasus rasisme saat mendampingi timnya, Fenerbache dilaga kontra Galatasaray.
Pihak Galatasaray pun melaporkan pelatih berjuluk The Special One itu ke FIFA dan UEFA setelah melontarkan komentar berbau rasisme kepada fans mereka.
Momen itu terjadi saat Fenerbache bertamu ke markas Fenerbache pada lanjutan pekan ke-24 Super Lig (Liga Turki) 2024-2025, Selasa (25/2/2025) dini hari WIB.
Kelar pertandingan, Jose Mourinho mengeluarkan pernyataan kontroversi terkait komentarnya soal fans tuan rumah.
"Saya juga harus berterima kasih kepada wasit," kata Jose Mourinho usai pertandingan.
"Dia memiliki cukup kejujuran untuk mengelola pertandingan ini dengan baik. Mereka mencoba membuat pemain berusia 18 tahun kami mendapat kartu kuning sejak menit pertama, tetapi wasit mengatur permainan dengan baik."
"Semua orang di bangku lawan melompat seperti monyet. Jika itu adalah wasit Turki, mereka akan segera memberikan kartu, dan saya harus melepas pemain dalam satu menit," terangnya.
Namun, kali ini The Special One sepertinya bakal jera dengan komentar yang keluar dari mulutnya.
Sebab, FIFA merilis aturan baru berisi lima pilar anti-rasisme. Lima pilar tersebut nantinya akan menjadi panduan pemberlakuan aturan anti-rasisme dalam sepak bola.
5 Pilar Anti-Rasisme FIFA
1. Sanksi bagi pihak pelaku rasisme
Dalam aturan baru ini, pihak tim yang melakukan aksi rasisme dapat kehilangan pertandingan.
Selain itu, tim yang menerima tindakan rasis dari pihak lain juga diperbolehkan untuk keluar dari pertandingan tanpa mendapat sanksi.
Ini adalah langkah drastis untuk menunjukkan bahwa tindakan rasisme tidak akan ditoleransi.
2. Mekanisme pelaporan di tengah pertandingan
Selain ketentuan sanksi, FIFA juga akan memperkenalkan mekanisme pelaporan insiden rasisme yang dapat digunakan oleh pemain di tengah pertandingan.
Mekanisme ini nantinya juga akan mengatur isyarat khusus bagi wasit untuk menerapkan prosedur berupa penghentian, penundaan, dan meninggalkan pertandingan ketika terjadi rasisme.
3. Mendorong rasisme jadi pelanggaran pidana
Selain menindak insiden rasisme selama pertandingan, FIFA juga akan mendorong setiap negara anggotanya untuk mengakui rasisme sebagai pelanggaran pidana.
FIFA berharap dorongan tersebut akan membuat pelaku rasisme dikenakan pasal pidana dan bersalah di depan hukum.
4. Edukasi anti-rasisme
Selain merumuskan aturan pemberian sanksi, FIFA juga akan melakukan edukasi secara global tentang larangan melakukan tindakan rasisme.
Edukasi tersebut nantinya akan dilakukan FIFA melalui kerja sama dengan sekolah dan pemerintah negara-negara di dunia untuk menanamkan nilai anti-rasisme sejak dini.
5. Panel anti-rasisme pemain
Lima pilar anti-rasisme FIFA juga akan melibatkan para mantan pemain sepak bola untuk mendapatkan nasihat.
Untuk menerapkannya, FIFA nantinya akan membuat panel anti-rasisme berisi mantan pemain sepak bola terkenal yang bertugas untuk memantau dan memberi masukan tentang penerapan kebijakan ini di seluruh dunia.
(aes)
Load more