Bursa Transfer: Ruben Amorim Ingin Rekrut Pemain yang Cepat dan Kuat, Striker Rp1,3 Triliun Lebih Ini Masuk Radar Manchester United
- REUTERS/Scott Heppell
Jakarta, tvOnenews.com - Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, dikabarkan ingin merekrut sejumlah pemain bertipikal cepat, kuat dan atletis pada bursa transfer musim panas 2025.
Menurut laporan ESPN, pelatih asal Portugal itu menilai sektor tengah MU -Manchester United- kurang memiliki energi dan mobilitas untuk bisa bersaing secara fisik di Liga Inggris.
- REUTERS/Scott Heppell
Hal itu berpengaruh pada Setan Merah yang hanya mampu mencetak 42 gol dalam 37 laga di liga musim ini, menyusul musim terburuk klub tersebut dalam lebih dari setengah abad terakhir.
Kebobrokan skuad Amorim itu semakin terasa ketika MU kalah dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa yang digelar di Bilbao pada tengah pekan kemarin.
Kekalahan tipis 0-1 tersebut sekaligus memastikan bahwa Setan Merah tidak akan berlaga di kompetisi Eropa musim depan.
Kegagalan ini berdampak besar bagi finansial Manchester United. Mereka dipastikan kehilangan potensi pemasukan senilai 100 juta poundsterling.
Jumlah tersebut bisa mereka dapatkan seandainya lolos ke Liga Champions lewat jalur juara Liga Europa musim ini.
Meski faktanya Manchester United gagal total, pihak klub disebut-sebut tetap memberikan dukungan penuh kepada Amorim untuk merombak skuad pada musim depan.
Salah satunya, MU mendekati kesepakatan transfer senilai 62,5 juta poundsterling atau sekira Rp1,3 triliun lebih untuk merekrut penyerang Wolverhampton Wanderers, Matheus Cunha.
- wolves.co.uk
Selain itu, Manchester United juga tertarik merekrut penyerang Ipswich Town, Liam Delap, yang memiliki klausul pelepasan sebesar 30 juta poundsterling.
Namun, Chelsea dilaporkan tengah mencoba menyalip Setan Merah dalam perburuan pemain berusia 22 tahun itu.
Meski sektor serang menjadi prioritas utama, Amorim menekankan bahwa perombakan lini tengah juga sangat penting.
Ia merasa para gelandang saat ini tidak mampu mengimbangi intensitas permainan lawan-lawan mereka di liga, terutama dalam aspek kecepatan dan kekuatan fisik.
Kelemahan ini terlihat jelas. Sejak akhir Januari, MU hanya mampu mengalahkan dua tim yang terdegradasi, yaitu Ipswich dan Leicester City di Premier League.
Hal ini mencerminkan rapuhnya performa domestik Manchester United meski tampil cukup konsisten di Eropa sebelum kalah dari sesama klub Inggris di final.
Ironisnya, Manchester United terancam finis di peringkat ke-17 jika gagal mengalahkan Aston Villa di laga terakhir Liga Inggris selagi Tottenham meraih hasil lebih baik saat menjamu Brighton.
Jika itu terjadi, maka posisi akhir tersebut akan menjadi yang terburuk bagi MU sejak klub terdegradasi dari Divisi Utama pada musim 1973-74.
(ant/yus)
Load more