"Saya pergi ke ruang ganti. Beberapa pemain masih di lapangan. Ketika kembali dari konferensi pers, saya melihat tragedi di dalam stadion," tutur pelatih Arema tersebut.
"Para pemain lewat dengan membawa korban. Saya lihat hal paling mengerikan saat korban masuk ke ruang ganti, untuk dirawat oleh tim dokter. Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," ujar Javier Roca.
Kerusuhan di Kanjuruhan pecah akibat ulah oknum suporter yang tidak terima dengan kekalahan Arema. Mereka pun merangsek masuk ke lapangan.
Para suporter yang lain kemudian tersulut emosinya usai melihat situasi di lapangan. Polisi kemudian mencoba memakai gas air mata untuk meredakan amukan massa.
Sayangnya, sikap yang diambil polisi berakibat fatal. Hawa dan kandungan buruk gas air mata membuat suporter panik dan sesak napas.
Akibatnya situasi menjadi semakin kacau, hingga berakibat hilangnya 125 nyawa manusia berdasarkan update terkini dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (mir)
Load more