Masih Ingat Danilo Fernando? Legenda Persebaya Itu Memutuskan Mualaf setelah Melihat Ketekunan Umat Islam
- Instagram/@danilofbda79
tvOnenews.com – Masih ingat nama Danilo Fernando? Mantan gelandang serang Persebaya Surabaya itu kembali mencuri perhatian bukan karena aksinya di lapangan, melainkan perjalanan spiritual yang ia temukan saat berseragam Persik Kediri.
Danilo Fernando dikenal sebagai salah satu pemain asing paling berkesan di era kejayaan Bajul Ijo. Namun, di balik karier panjangnya di Indonesia, ada kisah penting yang mengubah hidupnya: keputusan menjadi mualaf.
Berdasarkan data Transfermarkt per Senin (10/3/2025), Danilo lahir di Rio de Janeiro, Brasil, dan menghabiskan sebagian besar karier sepak bolanya di Tanah Air. Ia pertama kali mendarat di Indonesia setelah menerima tawaran Petrokimia Putra pada 2003.
- PSS Sleman
Â
Di klub tersebut, Danilo tampil sebagai salah satu pemain asing paling menonjol, bahkan sempat berduet dengan legenda Timnas Indonesia Cristian Gonzales.
Meski tampil gemilang, ia hanya bertahan satu musim sebelum akhirnya hijrah ke Persebaya Surabaya.
Bersama Persebaya, Danilo bermain selama dua musim (2003–2005). Performa terbaiknya datang saat tampil sebagai motor lini serang, di mana ia mencatatkan 50 pertandingan dan mencetak 22 gol.
Bahkan, ia menorehkan status top skor untuk Persebaya pada musim 2004.
Nama Danilo semakin melekat di hati Bonek ketika ia mencetak hattrick ke gawang Semen Padang dan membawa Persebaya menang telak 5-0.
Ia juga menjadi pencetak gol pertama Bajul Ijo di Liga Indonesia 2004 saat menghadapi Persija Jakarta.
Usai kontraknya berakhir, Danilo bergabung dengan Persik Kediri pada 2006–2008 sebelum melanjutkan kariernya di Persisam Putra Samarinda (Borneo FC) dan Deltras Sidoarjo.
Perjalanan Menjadi Mualaf
- VIVA
Â
Tak banyak yang tahu, keputusan terbesar dalam hidup Danilo justru terjadi saat ia memperkuat Persik Kediri. Keputusannya memeluk Islam sempat memicu spekulasi publik, terlebih karena ia saat ini telah menikah dengan Windi Fitriya Marzuki.
Namun Danilo menegaskan, keputusannya bukan karena cinta atau alasan eksternal lain, melainkan karena dorongan hati setelah melihat kehidupan religius rekan setimnya yang mayoritas Muslim.
Load more