Telak! Coach Rahmad Darmawan Sindir Klub-Klub Baru: Sepak Bola Bukan Dagangan!
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Mantan pelatih timnas Indonesia U-23, Rahmad Darmawan, menyampaikan pesan penting kepada klub-klub baru di sepak bola nasional yang muncul dari fenomena jual beli lisensi.
Menurut pelatih yang akrab disapa RD itu, perubahan nama, domisili, hingga identitas klub secara drastis bisa mengikis akar sejarah dan kedekatan emosional dengan komunitas lokal.
“Fenomena ini tentu harus menjadi sesuatu yang tidak hanya berlangsung secara temporer, tapi harus dipertahankan dalam jangka waktu lama. Jangan sampai kesannya hanya ada kesempatan menjual lalu dijual, ada kesempatan membeli lalu dibeli,” ujar RD dilansir Rabu (18/6/2025).
Ia menekankan pentingnya komitmen dalam membangun dan membina sebuah klub, bukan sekadar menjalankan proyek jangka pendek yang berpotensi melemahkan identitas sepak bola daerah.
Pada Kongres Biasa PSSI 2025 yang berlangsung dua pekan lalu di Jakarta, tercatat tujuh klub melakukan perubahan nama dan markas.
Beberapa di antaranya yakni Bhayangkara Presisi FC yang berpindah dari Surabaya ke Bandar Lampung dengan nama baru Bhayangkara Presisi Lampung FC, serta Persikas Subang yang kini bernama Sumsel United dan bermarkas di Palembang.
Transformasi ini, meski sesuai dengan regulasi federasi, menurut RD tetap perlu disikapi dengan bijak.
“Perpindahan klub memang tidak bisa dipersoalkan karena ada aturan yang mengatur. Tapi yang lebih penting adalah komitmen membangun klub dalam waktu yang lama,” kata mantan pelatih Barito Putera itu.
Ia menambahkan, klub sepak bola sejatinya menjadi cermin dari identitas suatu daerah.
Ketika klub berpindah-pindah atau berganti wajah tanpa proses pembinaan yang jelas, nilai-nilai lokal yang seharusnya diangkat oleh klub justru bisa hilang.
Di Liga 1 Indonesia musim 2024/2025, Malut United menjadi contoh klub “baru” yang berhasil menapak prestasi dengan cepat.
Klub yang sebelumnya bernama Putra Delta Sidoarjo itu kini mewakili Maluku Utara dan berhasil finis di peringkat ketiga pada musim debutnya.
RD yang pernah menukangi klub seperti RANS Nusantara FC—yang juga lahir dari transformasi Cilegon United FC—mengaku bahwa model klub baru ini sah selama ada fondasi yang kuat dalam pembinaannya.
“Klub itu berdiri bukan hanya untuk bermain bola, tapi juga membawa marwah daerahnya. Identitas itu yang harus dijaga,” tegas RD.
Fenomena pergeseran klub akibat jual beli lisensi kemungkinan masih akan terus terjadi, seiring dengan pertumbuhan industri sepak bola di Tanah Air.
Namun, pesan RD menggarisbawahi perlunya orientasi jangka panjang agar setiap klub tetap relevan, berkarakter, dan membumi di tengah masyarakat yang diwakilinya.(ant/lgn)
Load more