5 Legenda Persija Jakarta yang Wajib Kamu Tahu: Nomor 3 Pernah Jadi Mesin Gol Timnas yang Punya Insting Mematikan!
- Persija Jakarta
Ia juga menjadi kapten tim nasional yang diperkuat pemain dari Persib Bandung seperti Wowo dan Fattah Hidayat.
2. Sinyo Aliandoe: Maestro Gelandang yang Menjadi Pelatih Bersejarah
- instagram persija
Nama Sinyo Aliandoe mungkin lebih dikenal sebagai pelatih yang hampir membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia Meksiko 1986.
Namun jauh sebelum itu, ia merupakan gelandang berbakat Persija yang ditemukan melalui kompetisi internal.
Endang Witarsa, pelatih Persija saat itu, melihat potensi besar Sinyo, terutama etos kerja dan kecerdasan taktiknya. Ia menjadi salah satu pilar Persija dalam formasi 4-2-4 yang agresif bersama Tahir Yusuf dan Soetjipto Soentoro.
Pada usia 24 tahun, Sinyo mengangkat trofi Perserikatan usai membawa Persija juara tanpa terkalahkan.
Sayangnya, cedera patah kaki memaksanya pensiun lebih cepat pada 1969. Namun sepak bola tetap memanggilnya.
Ia belajar kepelatihan di Manchester dan kembali memimpin Persija meraih gelar juara pada 1973 dan 1975, termasuk trofi bersama PSMS Medan akibat laga final dihentikan karena protes terhadap wasit.
Puncak kariernya hadir ketika menangani Timnas Indonesia dan hampir lolos ke Piala Dunia 1986 sebelum kalah dari Korea Selatan 0-2 (Seoul) dan 1-4 (Jakarta).
3. Soetjipto Soentoro: Gareng, Penyerang Bayangan dengan Insting Mematikan
- Twitter/@Persija_Jkt
Soetjipto Soentoro atau Gareng adalah contoh pemain yang ditemukan dari jalanan Jakarta. Bakatnya terlihat saat bermain untuk PS Setia, klub internal Persija di Gandaria.
Pada usia 16 tahun ia sudah direkrut ke tim utama dan langsung bersanding dengan pemain senior seperti R. Parengkuan dan Tan Liong Houw. Bersama pelatih Endang Witarsa, Gareng dibuat semakin tajam lewat peran sebagai penyerang bayangan dalam formasi 4-2-4.
Ia menjadi top skor Perserikatan 1964 dengan 16 gol dan membawa Persija juara tanpa kekalahan. Di Timnas Indonesia, ia juga bersinar: juara Aga Khan Cup 1966, kapten di era Piala Raja Thailand 1968, serta penentu kemenangan atas Myanmar.
Meski sempat pindah ke PSMS Medan, ia kembali ke Persija sebelum akhirnya pensiun pada 1971.
4. Iswadi Idris: Boncel dari Kramat yang Bersinar di Persija dan Timnas Indonesia
Load more