Akankah Lahir Escobar van Gorontalo?
- Wikipedia/Instagram @gorontaloculture
Kita tidak bisa serta merta menuduhnya terjadi korupsi, karena bisa dari valuasi aset, bisa pula dari bisnis. Namun ini menunjukkan bahwa untuk urusan pribadi bisa sukses berlipat-lipat, namun urusan negara berjalan beringsut. Artinya, tidak terjadi koherensi antara kesuksesan personal dan kesuksesan sebagai pemimpin rakyat. Ia gagal menyejahterakan rakyatnya, namun sukses menyejahterakan dirinya.
Kondisi kemiskinan suatu masyarakat adalah lahan subur bagi lahirnya kejahatan dan bahkan kerajaan kriminal. Di Gorontalo tak ada produksi narkoba atau dekat dengan industri narkoba. Seperti Chicago tak melahirkan mafia narkoba, tapi mafia minuman keras ilegal yang kemudian merambah ke pelacuran, perjudian, pemerasan, rentenir, korupsi, dan tentu pembunuhan. Kita mungkin masih ingat dengan tokoh Al Capone, sang mafia dari Chicago tersebut.
Nah, Gorontalo kaya dengan tambang mineral, khususnya emas dan apa yang disebut sebagai batu hitam. Namun celakanya, ada istilah “kutukan tambang”. Maksudnya adalah, suatu wilayah atau negara yang memiliki kekayaan tambang maka di sana akan terjadi konflik dan kemiskinan.
Terjadi konflik karena bisnis tambang itu cukup modal nyali dan selembar kertas, apalagi jika yang ilegal. Beda dengan membangun industri – industri rumahan maupun industri besar. Membangun industri membutuhkan perencanaan, pengetahuan, ketekunan, jejaring, dan keuntungan seperak demi seperak.
Sedangkan usaha tambang cukup modal nyali siap bertarung demi sepetak lahan maupun secarik izin, dan keuntungannya lalu berlipat. Bisa kaya raya dalam sekejap seperti dalam dongeng. Dan, orang miskin sangat menyukai mimpi, karena cuma itu yang bisa dilamunkan, seperti menyukai sinetron-sinetron di televisi yang menampilkan kecantikan, kegantengan, dan kemewahan.
Namun usaha tambang tak banyak menyerap tenaga kerja, sehingga aspek eksponensial terhadap pemberantasan kemiskinan dan peningkatan kemakmuran rakyat tak sebesar pengembangan pertanian, kelautan, industri manufaktur, dan tentu saja UMKM.
Nah, karena bisnis tambang membutuhkan nyali dan kertas (kuasa untuk meraih perizinan), maka bisnis tambang adalah bisnis yang keras. Contoh paling nyata adalah konflik di Timur Tengah yang tiada henti. Konflik di Kongo maupun Ukraina. Contoh teranyar dan terdekat adalah rebutan empat pulau antara Aceh dan Sumatra Utara ataupun kerusakan di Raja Ampat.
Load more