Catatan Reva Deddy Utama: Lima 'Modal' Timnas Indonesia Kalahkan Tiongkok
- Timnas Indonesia
Jakarta, tOnenews.com - Banyak teman saya mengeluh, tidak punya tiket untuk menonton Timnas Indonesia vs Tiongkok (China), di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis 5 Juni mendatang. Itu karena tiket sudah habis terjual, tidak bersisa.
"Gila, hanya dalam sehari, semua tiket langsung ludes. Ini pasti bandar catutan bermain," keluh seorang teman. Bisa jadi begitu, sudah lumrah ada orang mencari rezeki atas derasnya permintaan.
Memang, melawan Tiongkok laga penting. Istilah media, ini partai 'hidup mati.' Pasti seru dan mendebarkan. Sebab, timnas kita harus menang, agar berpeluang tampil di Piala Dunia 2026. Bila kalah tamatlah asa.
"Gue harus nonton di GBK, tolong carikan tiketnya ya... Berapa pun harganya gue bayar," ucap seorang teman, bisa jadi mewakili ribuan penggemar sepak bola lainnya. "Tak afdol kalau nonton di televisi," tambahnya.
Target Harus Menang
Berharap Timnas kita menang lawan Tiongkok bukan fantasi. Sekali pun timnas kalah 1-2 di laga pertama di Qingdao, Tiongkok, 15 Oktober 2024. "Kita kalah, lantaran sial waktu itu," komentar pendukung fanatik timnas.
Masuk akal, mengingat dua gol Tiongkok tercipta sangat gampang. Itu akibat Jay Idzes, Mees Hilgers dan kawan-kawan salah menangkal serangan balik Tiongkok. Padahal timnas menguasai jalannya pertandingan. Sial memang.
Kini sikon berbeda. Tidak bermaksud meremehkan kekuatan Tiongkok, sangatlah patut, timnas ditargetkan menang. Saya menelaah timnas punya lima modal keberuntungan, yang tak dimiliki di laga pertama Oktober lalu.
Pertama, tim pelatih di bawah head coach Patrick Kluivert sudah menunjukan kerja positif. Terakhir timnas mengalahkan Qatar 1-0. Kata orang dalam, sekarang suasana timnas sangat kondusif, tak ada lagi 'perang dingin' di kamar ganti.
Kedua, materi pemain semakin kuat. Sedikitnya, ada lima pemain tambahan sebagai kunci di empat lini permainan. Emil Audero( kiper), Kevin Dick dan Dean James (defender), Joey Pelupessy (midfielder), dan Ole Romeny (striker).
Ketiga, waktu persiapan berlatih cukup, selama 10 hari di Bali. Biasanya hanya dua atau tiga hari. Bagi pemain yang domisili di Eropa, tak lagi terbebani jetlag, dan tubuh lelah akibat perjalanan jauh. Pun tak ada pemain cedera, semua siap berlaga.
Load more