Demikian, dalam cakrawala yang lebih luas, keberhasilan Timnas U-23 adalah potret bonus demografi yang sedang dialami Indonesia.
Indonesia Emas terjadi ketika pemuda tampil jadi penopang utama arah kemudi bangsa. Pemuda bermental baja seperti Rizky Ridho dan kawan-kawan dan perjuangannya di lapangan sepak bola seperti mewujudkan mimpi Indonesia Emas.
Saya kira, strategi STY “memotong satu generasi” untuk mempercepat Indonesia Emas haruslah dicontoh pemimpin kita pada bidang bidang lain. Kita tahu, selama kepemimpinannya ia tak pernah membedakan secara tegas antara pemain timnas A dan timnas berdasarkan kelompok umur.
Shin Tae-yong juga dengan berani merekrut pemain-pemain muda yang memiliki keterampilan ke timnas A. Ini pada gilirannya menciptakan tim yang bisa kompetitif dalam jangka panjang. Saat ini, setidaknya ada 14 pemain dalam skuad Timnas U23 Indonesia yang pernah bermain di level senior. Minimal satu pertandingan.
Tentu kredit juga harus dicatatkan pada ketua federasi: Erick Thohir. Ia begitu spartan mencari pemain untuk dinaturalisasi.
Tak hanya itu, Erick konsisten menegakan tiga aturan yang sudah ia buat. Pertama, setiap klub wajib memainkan pemain U-23. Kedua, pelatih klub harus menandatangani komitmen untuk melepas pemain ke Timnas Indonesia. Ketiga, keamanan harus diterapkan dengan ketat oleh masing-masing klub.
Erick, misalnya juga menyurati dan melobi klub-klub pemilik pemain yang berkarier di luar negeri. Menjelang laga perempat final, ia aktif melobi klub Belanda, Heerenveen agar melepas gelandang Nathan Tjoe-A-On ke skuad Indonesia.
Load more