Teater Koma kerap dilarang tampil saat Orde Baru, namun kini jadi salah satu grup teater dengan jumlah penonton terbanyak. Pentasnya penuh dengan tukang catut tiket. Bahkan suatu kali kaca loket penjualan tiket pecah karena antusiasme penonton yang sangat besar, yang kini penontonnya rata berusia semakin muda.
Pramoedya Ananta Toer yang di masa lalu buku bukunya harus kita bawa dengan dibungkus koran atau dibenamkan jauh di dalam tas agar terhindar dari pemeriksaan petugas, kini karya-karyanya dijual dengan harga “selangit” dan ia salah satu pengarang Indonesia yang paling dikenal di pelbagai negeri.
Rezim pengawasan yang melibatkan struktur birokrasi yang panjang ternyata juga bisa mengundang tawa.
Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid memiliki banyak anekdot lucu seputar berhadapan dengan Intel Melayu. Sebagai pegiat organisasi masyarakat sipil, entah di Nahdlatul Ulama ataupun di Forum Demokrasi kehadiran Gus Dur dalam berbagai diskusi memang seringkali dikuntit petugas telik sandi.
Berhasil mensiasati keadaan dengan tak kehilangan humor adalah tanda kecerdasan. Dan Gus Dur salah satu di antara manusia cerdas tersebut.
Tahu tengah jadi sasaran intel, suatu kali dalam sebuah pertemuan dengan berbagai Kyai, Gus Dur meminta pembicaraan dilakukan dengan Bahasa Arab. Diskusi lalu berlangsung gayeng menggunakan bahasa Arab untuk menceritakan perkembangan situasi nasional yang sedang berlangsung di Indonesia.
Ketika si intel ini pulang, lapor ke komandan, lalu komandannya bertanya, “Tadi membicarakan apa?" Lalu si intel ini karena tidak bisa berbahasa Arab, berkata: “Oh tidak ada pembicaraan apa-apa, tidak ada diskusi, tadi itu saling mendoakan," ujar sang anak buah.
Load more