Jakarta, tvOnenews.com - Kasus pembunuhan berantai Cianjur-Bekasi kini masih menjadi perbincangan publik. Kini pihak kepolisian telah menetapkan 3 orang pelaku dalam kasus tersebut, yakni Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Duloh (63) serta Dede (35).
Kasus ini mencuat ke permukaan publik berawal dari adanya satu keluarga yang tewas di wilayah Bekasi yang diduga keracunan. Keluarga yang tewas terdapat 3 orang korban, yakni Ai Maemunah, Riswandi, dan Ridwan.
Setelah melakukan penelusuran, ternyata salah satu putri dari Ai Maemunah berhasil hidup dari jeratan maut Wowon. Salsa (13) merupakan korban selamat dari ajakan Wowon yang berhasil lolos.
Salsa, Putri Ai Maemunah Lolos dari Jeratan Maut Wowon. (tvOne)
Lain dengan cerita Ujang, Salsa yang juga merupakan anak tiri Wowon ini sejak awal telah mencurigai kelakuan pelaku.
Seperti apa kecurigaan Salsa terhadap Wowon yang juga Ayah Tirinya hingga berhasil lolos dalam lingkar kasus pembunuhan berantai. Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Anak dari Ai Maimunah, Salsa, menjadi salah satu korban selamat dari akal busuk Wowon dalam pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur. Sebab, hingga kini ibunya tak kunjung dapat memeluk dirinya kembali, karena telah menjadi korban dari pembunuhan yang dilancarkan oleh Ayah Tirinya.
Salsa sempat mengakui bahwa dirinya takut kepada Wowon yang merupakan ayah tirinya tersebut. Kemudian dirinya memutuskan untuk tidak ikut bersama orang tuanya untuk ke Bekasi.
Selain itu, Salsa pernah mendapatkan sebuah ancaman dari Ayah titinya tersebut hingga akhirnya membuatnya menolak untuk pergi ke Bekasi.
Ai Maemunah, Korban Pembunuhan Berantai Wowon. (tvOne)
Namun, keputusan untuk mengurungkan niatnya pergi bersama orang tua dan kakaknya tersebut malah membawa keberuntungan bagi Salsa.
“Salsa kan awalnya tinggal di Cibalagung, setelah mamah bercerai dengan ayah Salsa. Kemudian, setelah menikah dengan Pak Wowon, tiba-tiba diajak pindah ke kontrakan di Ciranjang dan Haurwangi. Dua kali pindah kontrakan,” ungkap Salsa saat ditemui awak media pada Minggu (22/1/2023).
Salsa pernah diancam untuk tidak memberitahu siapapun bila ada yang menanyakan keberadaan Wowon. Sejak ancaman tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk tidak ikut ke Bekasi.
Selain itu, alasan Salsa tidak ingin ikut ke Bekasi, pada awalnya karena ia sering merasakan mabuk perjalanan saat bepergian jauh menggunakan mobil. Hal tersebut yang membuatnya tidak jadi ikut bersama keluarganya.
“Salsa disuruh ayah tiri kalau ada yang nanya di mana, bilangnya ngontrak di Bandung. Tidak boleh bilang di Cianjur. Kalau tidak, katanya Salsa dan keluarga akan celaka. Makanya Salsa takut. Itu juga yang sebenarnya membuat Salsa tidak mau ikut ke Bekasi, bukan hanya karena sering muntah,” lanjutnya.
Setelah menerima ancaman dari ayah tirinya, Salsa memilih untuk menghindari dan menjauh dari Wowon. Ia mengaku tidak terlalu dekat dengan ayah tirinya tersebut.
“Salsa lebih memilih untuk menjauh, kalau di rumah Salsa tidak pernah ngobrol dengan ayah tiri,” kata Salsa.
Ai Maimunah, Ibu dari Salsa berangkat pada tanggal 8 Januari lalu. Menurut cerita Salsa, sebelum keluarganya berangkat ke Bekasi, Wowon memberitahukan kepada Ibunya bahwa Salsa akan dibawa ke Bandung untuk ke rumahnya yang lain. Namun, Salsa mengaku ragu apakah benar terdapat rumah di daerah Bandung atau tidak.
“Jadi saat berangkat ke Bekasi pada tanggal 8 Januari, pak Wowon bilang kalau Salsa tidak mau ikut nanti dibawanya ke rumah yang di Bandung saja. Tapi tidak tahu benar atau tidak ada rumah di Bandung. Yang jelas akan dibawa ke Bekasi,” cerita Salsa.
Namun sejak pada tanggal 8 Januari, Salsa tidak dapat menghubungi ibunya serta kayak-kakaknya. Lantaran sebelum berangkat ke Bekasi, seluruh alat komunikasi korban telah disita oleh Wowon.
Hingga setelah kejadian tersebut, Salsa pun merasa sedih serta terkejut setelah mengetahui kabar bahwa seluruh ibu dan kakak-kakaknya meninggal.
“Salsa tidak komunikasi, kan dirampas dan dimatikan HP-nya. Salsa juga baru tahu ibu dan kakak-kakak meninggal setelah diantar oleh tetangga kontrakan ke rumah. Kaget dan sedih mendengar kabar itu,” tandasnya.
Kombes Pol Hengki Haryadi dan Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. (ANTARA)
Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa ada 11 tenaga kerja wanita (TKW), yang menjadi korban penipuan para tersangka pembunuhan berantai di Bekasi, Garut dan Cianjur.
"Sementara ada 11 orang TKW korban penipuan yang mengirim uang ke tersangka," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi di Jakarta, Selasa.
Para korban mengirim menggunakan dua cara yakni melalui transfer rekening dan wesel internasional.
Hengki menambahkan bahwa 4 dari 11 TKW sudah berhasil dihubungi dan posisi mereka masih di luar negeri. Sementara itu 3 TKW akan datang ke Polda Metro Jaya dan sisanya masih dalam pencarian.
Hengki menjelaskan para TKW tersebut mau mengirim sejumlah uang karena tergoda iming-iming kekayaan yang ditawarkan oleh tersangka.
"Mereka ini pola penipuannya kepada para korban awalnya bertemu dengan tersangka (Wowon). Kemudian tersangka ini bisa seolah-olah merubah jumlah uang yang ada," ucap Hengki.
Selain itu, Wowon juga menunjukkan kekayaan, seperti mobil dan rumah kepada korban yang belakangan diketahui ternyata milik orang lain.
Kini Wowon beserta kedua partner in crime sudah berhasil ditangkap serta ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berantai Cianjur-Bekasi. (chm/kmr)
Load more