Jakarta, tvOnenews.com - Sosok terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah, Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E mulai diungkap sifat aslinya oleh Ahli Psikologi Klinis, Liza Marielly Djaprie, dan hasilnya seperti apa yang pernah dikatakan oleh adik Brigadir J, Reza Hutabarat, seperti apa katanya?
Beberapa waktu lalu, hasil asesmen Liza menyebut bahwa sosok Bharada E punya tingkat kepatuhan yang tinggi.
Keterangan itulah yang disebut-sebut mirip dengan pernyataan Reza Hutabarat soal Bharada E yang punya sifat penurut beberapa waktu lalu.
Sosok Bharada E yang disebut punya tingkat kepatuhan tinggi itu dikatakan adik Brigadir J, Reza Hutabarat pada sesi wawancaranya bersama aktivis, Irma Hutabarat beberapa waktu lalu.
Pada sesi perbincangan Reza Hutabarat bersama Irma Hutabarat itu, membahas soal reaksi adik Brigadir J itu bertemu Bharada E hingga mengungkap bahwa sosok ajudan Ferdy Sambo itu punya sifat yang penurut.
"Za, gimana rasanya lihat Eliezer (Bharada E)?" tanya Irma, seperti dilansir dari akun YouTube Irma Hutabarat.
Reza Hutabarat pun menjawab pertanyaan Irma Hutabarat tersebut dengan tenang.
"Gimana ya, aku sih kayak biasa aja. Enggak ada dendam. Kita kan harus bisa maafkan juga ya, cuma proses hukum kan harus tetap berjalan, seperti itu," kata Reza Hutabarat, Selasa (25/10/2022).
Mendengar jawaban itu, Irma pun bertanya tentang kedekatan Reza Hutabarat dengan Bharada E.
"Kau sendiri sudah kenal sama Richard (Bharada E) sebelumnya?" tanya Irma Hutabarat.
Sosok Bharada E dan adik Brigadir J, Reza Hutabarat. (kolasetvOnenews.com)
Lalu pertanyaan itu pun dijawab Reza Hutabarat.
"Sudah kenal bu, sudah sering ngobrol, sering nyanyi-nyanyi bareng, main pingpong, main raket. Bahkan kalau dia lagi stay di Saguling, kita beli makanan bareng sama almarhum (Brigadir J) juga. Ketawa-ketawa bareng," kata Reza Hutabarat.
Irma Hutabarat bertanya lebih dalam tentang bagaimana sosok Bharada E di mata Reza Hutabarat.
"Dia itu suka bercanda, humoris, tapi kadang juga diem-diem sendiri gitu. Kalau dari sisi pekerjaan, dia orangnya tekun dan rajin. Misal dia diperintahkan A, langsung dikerjain dan patuh," kata Reza Hutabarat.
Hasil Asesmen Ahli
Sebelumnya, Ahli Psikologi Klinis, Liza Marielly Djaprie sempat dihadirkan pada persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J guna meringankan terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, Selasa (27/12/2022).
Dalam keterangannya saat itu, Liza menyebut bahwa hasil asesmen yang dilakukannya, menghasilkan bahwa Bharada E mempunyai tingkat kepatuhan yang sangat tinggi.
Kemudian Liza menyinggung soal kontrol diri pada sosok Bharada E.
Menurutnya, Bharada E saat kejadian (pembunuhan Brigadir J) disebut tidak memiliki kontrol terhadap dirinya.
"Ada penelitian yang namanya milgram, di mana terbukti seseorang itu cenderung untuk patuh ketika ada perintah yang diberikan oleh seorang figur otoritas dengan kondisi-kondisi tertentu yang mendukung hingga mengakibatkan orang seperti Bharada E itu tidak punya ruang secara bebas," kata Liza, Senin (26/12/2022).
Menurut Liza, dia (Bharada E) hanya sekedar menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya.
Adapun, kata Liza, dia menganalisa sosok Bharada E sejak 15 Agustus 2022, kemudian berlanjut hingga 6 November 2022.
"Sampai saat ini, kalau kita bicara soal ini tentunya dia (Bharada E) sudah tidak nurut ya. Samapi pada suatu titik, analisa dia sudah mulai jalan, dan meyakini bahwa ini (perintah Ferdy Sambo) salah, akhirnya dia mulai jadi tidak patuh. Makannya dia memberanikan diri menjadi Justice Collaborator," kata Liza.
Tak Tahu Cara Menghabisi Nyawa Orang
Terdakwa Bharada E alias Richard Eliezer mengaku tidak mengatuhi cara membunuh seseorang, yang mana mengikuti perintah Ferdy Sambo.
Menurut dia, Ferdy Sambo sudah merencakan untuk menghabisi nyawa Brigadir J alias Yosua Hutabarat di rumah Saguling, Jakarta Selatan.
"Perintah bunuh itu di Saguling. Pak FS bilang kepada saya bahwa skenarionya ada di 46 (Duren Tiga)," ujar Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Kamis (6/1/2023).
Bharada E menjelaskan dirinya tidak mengetahui cara membunuh Brigadir J.
Namun, dia menekankan bahwa Ferdy Sambo memberikan perintah untuk mengisi senjata api (Senpi) dengan peluru.
"(Cara membunuh) belum dijelaskan yang mulia," tegasnya.
Selain itu, Bharada E menuturkan tidak bertanya kepada Ferdy Sambo soal menolak perintah tersebut.
Sebab, dia mengatakan sangat takut dengan Ferdy Sambo.
"Saya saat itu tidak berani yang mulia menjawab. Saya cuman bilang, .'siap bapak'," katanya. (abs)
Load more