Lebih lanjut Nizar mengatakan ada 4 indikator orang atau kelompok disebut moderat dalam moderasi beragama, dan tidak radikal.
“Pertama komitmen kebangsaan. Apabila ada orang nilai kebangsaannya, cinta tanah airnya minim, termasuk ke dalam kategori tidak moderat atau radikal. Ada orang yang ingin mengganti ideologi negara dengan ideologi lain atau khilafah lain ini tentu komitmen kebangsaannya dipertanyakan, ini salah satu indikator,” ungkapnya.
Kedua menurut Nizar adalah toleransi. Orang yang tidak toleran atau intoleran tentu masuk ke dalam konteks ekstremis.
“Ketiga adalah anti-kekerasan, jadi kalau ada cara-cara kekerasan dalam konteks menyelesaikan persoalan berarti itu adalah kelompok radikal, tidak toleran,” katanya.
“Terakhir adaptif terhadap tradisi lokal. Jika ada orang-orang yang menolak tradisi lokal maka ia masuk ke dalam intoleran,” tambahnya.
Moderasi beragama menjadi salah satu program prioritas Kemenag. Kemenag mencanangkan tahun 2022 ini sebagai tahun toleransi.
“Tujuannya tiada lain memberikan pondasi dalam menyongsong tahun politik yang akan dimulai 2023 meski pemilunya 2024,” pungkasnya.(muu)
Load more