Kesaksian Aremania Detik-detik Tragedi Berdarah Kanjuruhan: Suara Tangisan dan Jeritan Minta Tolong
- Kolase tvonenews.com / viva / antara
Jakarta - Dunia sepak bola tanah air sedang dilanda duka mendalam atas terjadinya tragedi kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban. Adapun kesaksian Aremania detik-detik tragedi berdarah kanjuruhan, Minggu 9 Oktober 2022.
Insiden pertandingan gelaran Liga 1 antara Arema FC sebagai tuan rumah menjamu Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 2-3. Pasca pertandingan kericuhan mulai terjadi yang turut memakan ratusan korban jiwa.
Kesaksian Aremania Detik-detik Tragedi Berdarah Kanjuruhan: : Suara Tangisan dan Jeritan Minta Tolong
Aremania dari komunitas District Dau, Eko memberikan kesaksian atas Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada pekan lalu, Sabtu, 1 Oktober 2022. Dia memegang tiket ekonomi pada laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya.
Saat itu dia tidak masuk ke dalam tribun karena stadion sudah penuh. Dia memutuskan melihat Arema dari luar stadion. Saat itu panpel menyediakan dua layar lebar dan beberapa warung menyalakan televisi siaran laga Derby Jawa Timur ini.
Peluit panjang dibunyikan. Sekira 10 menit kemudian terdengar suara kekacauan di dalam tribun. Tembakan gas air mata terdengar jelas di telinganya. Dia kemudian lari menuju tribun Kanjuruhan bagian selatan.
"Pertama saya lari ke gate 14 pintu disitu terbuka. Saya pikir aman gate 14 saya cari gate lainnya," kata Eko beberapa waktu lalu.
Sambil meneteskan air matanya. Dia mengingat saat kakinya menginjak depan gate 13. Suara tangisan, dan jeritan minta tolong terdengar cukup kencang. Ironisnya pintu 13 terkunci rapat. Sebagian Aremania terus menendang ventilasi yang terbuat dari semen sampai jebol demi mengevakuasi Aremania yang terjebak di gate 13.
"Di gate 13 itu semacam kuburan adik-adik saya. Di sana menumpuk anak kecil kebanyakan wanita, seperti kuburan massal. Banyak perempuan anak kecil sudah bertumpukan di sana," ujar Eko sambil menangis terisak-isak di pelukan dirijen Aremania Yuli Sumpil.
"Sampai anak-anak menghancurkan dinding berjuang memakai apapun untuk bisa menghancurkan itu dan bisa mengevakuasi teman-temannya. Asap (gas air mata) itu benar-benar pedih banyak Aremania. Saya lari meminta pertolongan," tambahnya.
Eko melihat aparat keamanan yang berjarak beberapa meter saja dari gate 13. Di sana dia meminta pertolongan untuk membantu evakuasi Aremania. Tidak ada satu pun aparat keamanan yang mau dimintai tolong karena beralasan rekan mereka sesama aparat juga ada yang menjadi korban.
Load more