Dia menjelaskan, bahwa pihaknya ingin betul-betul mengulas fakta yang sebenarnya terjadi hingga mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa.
Merasa belum cukup Informasi dari suporter, tim Komnas HAM juga mengonfirmasi kebenaran informasi itu ke para pemain Arema Malang.
Hasilnya tak berbeda. Para pemain mengakui bahwa kedatangan suporter itu untuk memotivasi mereka yang malam itu kalah unggul dari tim tamu Persebaya Surabaya.
"Kami crosscek kalimat-kalimat itu juga sama, mereka berdialog dengan teman-teman pemain terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan. Itu juga disampaikan. Tidak ada pemain yang luka," ungkapnya.
Berdasarkan fakta-fakta itu, dia membantah bila disebut suporter Arema Malang hendak menyerang pemain dan official saat berhamburan ke tengah lapangan.
"Jadi kalau ada informasi yang bilang suporter ke sana itu menyerang, pemain-pemainnya bilang tidak seperti itu, dan suporternya juga bilang tidak seperti itu. Jadi dinamika ini sangat penting," ungkapnya.
Seperti diketahui, polisi menyatakan, kericuhan terjadi karena aremania merangsek ke tengah lapangan dan hendak menyerang pemain dan official.
"Nah lalu, kami telusuri, kami bertemu dengan beberapa aremania termasuk juga meng-cross cek informasinya dengan para pemain," ungkapnya.
"Jadi mereka berangkat (ke tengah lapangan) itu mau berikan semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami crosschek. Jadi mereka (aremania) merangsek itu mau kasih semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami cross cek kepada suporter, bilangnya kami ingin ngasih semangat," papar dia.
Fakta mengejutkan disampaikan oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Ada Pejabat di Dalam Stadion Kanjuruhan Perintahkan Gunakan Gas Air Mata.
Padahal, lima jam sebelum pertandingan Kapolres Malang instruksikan anggotanya untuk tidak boleh menggunakan kekerasan jika ada insiden yang tidak diinginkan pada pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya itu.
Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto, di Kabupaten Malang, Selasa, mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya juga masih melakukan penelitian terkait dari mana perintah kepada anggota di lapangan untuk menggunakan gas air mata tersebut.
"Ini kami teliti. Karena saat itu Kapolres Malang sedang di luar akan mengamankan pemain (Persebaya) yang akan keluar," kata Wahyu.
Load more