ADVERTISEMENT

News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Kisah Peltu Tatang Koswara Sang Sniper Terbaik, Nyaris Tewas karena Sudah Dikepung, tapi Selamat Berkat Lebih Dulu Tembak Mati Komandan Musuh

Kisah Peltu Tatang Koswara Sang Sniper Terbaik, Nyaris Tewas karena Sudah Dikepung, tapi Selamat Berkat Lebih Dulu Tembak Mati Komandan Musuh. Adapun sosoknya..
Kamis, 22 September 2022 - 14:53 WIB
Sosok sniper terbaik TNI AD Tatang Koswara
Sumber :
  • Kolase Tvonenews.com/Istimewa

Jakarta - Kisah Peltu Tatang Koswara Sang Sniper Terbaik, Nyaris Tewas karena Sudah Dikepung, tapi Selamat Berkat Lebih Dulu Tembak Mati Komandan Musuh

Sosok Peltu (Purn) Tatang Koswara masuk di dalam daftar sniper terbaik di dunia.

Ya, dalam buku berjudul Sniper Training, Techniques and Weapons, buku tersebut memuat fakta bahwa Tatang Koswara masuk di dalam daftar sniper terbaik di dunia.


Sosok Tatang Koswara. (ist)

Kisah Tatang Koswara dalam buku yang ditulis Peter Brookesmith, menyebutkan bahwa Tatang Koswara masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour.

Kisahnya dimulai pada 1967, saat itu Tatang Koswara dimintai tolong oleh sang ibu untuk mengantar adiknya mendaftar anggota TNI AD.

Ia pun melakukannya (mengantar adiknya mendaftar).

Saat sudah tiba di tempat pendaftaran, Tatang Koswara bertemu dengan sejumlah perwira Dandim di Banten yang mengenalnya.

Para perwira itu pun bertanya kepada Tatang Koswara, mengapa ia tak ikut mendaftar.

"Saya kenal dengan perwira Dandim karena sebelumnya juara sepak bola. Karena juara sepak bola itu juga dan beberapa prestasi lainnya, saya diminta para perwira Dandim untuk daftar jadi anggota TNI," ucap Tatang Koswara seperti keterangan dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons.


Peltu (Purn) Tatang Koswara saat masih aktif sebagai TNI. (Ist)

Adapun Tatang Koswara kala itu sempat bingung. Pada esok harinya, Tatang pun menyiapkan semua persyaratan dan kemudian mendaftar sebagai calon anggota TNI melalui jalur tamtama.

Seperti sesuai dugaan, Tatang Koswara pun akhirnya diterima, apesnya, sang adik justru tak lulus dan harus mencoba tahun berikutnya untuk bergabung ke TNI AD.

Pada 1974-1975, Tatang bersama tujuh rekannya terpilih masuk program mobile training teams (MTT) yang dipimpin pelatih dari Green Berets Amerika Serikat, Kapten Conway.

Prajurit Green Beret, atau dikenal dengan prajurit “Baret hijau”, merupakan unit tempur yang siap untuk segala jenis peperangan inkonvensional dan misi-misi rahasia.

Dikenal sebagai United States Army Special Operations Command (USASOC)

"Tahun itu, Indonesia belum memiliki antiteror dan sniper. Muncullah ide dari perwira TNI untuk melatih jagoan tembak dari empat kesatuan, yakni Kopassus (AD), Marinir (AL), Paskhas (AU), dan Brimob (Polri). Namun, sebagai langkah awal, akhirnya hanya diikuti TNI AD," katanya.

Dalam praktiknya, Kopassus kesulitan memenuhi kuota yang ada. Setelah seleksi fisik dan kemampuan, dari kebutuhan 60 orang, Kopassus hanya mampu memenuhi 50 kursi.

Adapun Tatang Koswara dan tujuh temannya pun dilibatkan menjadi peserta. Dia dan 59 anggota TNI AD dilatih Kapten Conway sekitar dua tahun.

Mereka dilatih menembak jitu pada jarak 300, 600, dan 900 meter.

Tak hanya itu, mereka juga dilatih bertempur melawan penyusup, sniper, kamuflase, melacak jejak, dan menghilangkannya.

Dari dua tahun masa pelatihan, hanya 17 dari 60 orang yang lulus dan mendapat senjata Winchester model 70.

Dikutip dari majalah Angkasa dan Shooting Times, Winchester 70 yang disebut Bolt-action Rifle of the Century ini juga digunakan sniper legendaris Marinir AS, Carlos Hathcock, saat perang Vietnam.

Senjata tersebut memiliki keakuratan sasaran hingga 900 meter.

Senjata dan ilmu yang diperoleh dari pasukan elite Amerika Serikat ini membantu Tatang Koswara dalam pertempuran.

Tak lama kemudian, Tatang Koswara ditarik oleh Kolonel Edi Sudrajat, Komandan Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdiktif) Cimahi, menjadi pengawal pribadi sekaligus sniper saat terjun ke medan perang di Timor Timur (1977-1978).

Ada dua tugas rahasia yang diemban oleh Tatang Koswara beserta rekannya, Ginting.

Pertama, harus melumpuhkan empat kekuatan musuh, yaitu sniper, komandan, pemegang radio, dan anggota pembawa senjata otomatis.

Kedua, menjadi intelijen.

Intinya ia masuk ke jantung pertahanan, melihat kondisi medan, dan melaporkannya ke atasan yang menyusun strategi perang.

Bahkan, ada kalanya sniper ditugaskan untuk mengacaukan pertahanan lawan untuk mengurangi jatuhnya korban.

"Lawan kita itu Pasukan Fretilin yang tahu persis medan di Timtim. Mereka pun punya kemampuan gerilya yang hebat, makanya Indonesia menurunkan sniper untuk mengurangi jumlah korban," ujar Tatang Koswara.

Diselamatakan Merah Putih

Pernah suatu ketika, Tatang Koswara ditugaskan masuk ke jantung pertahanan lawan.

Tanpa disadari, Tatang Koswara berada di tengah kepungan lawan.

Sebanyak 30 orang bersenjata lengkap di sekelilingnya. Tatang Koswara terperangkap dan tak bisa bergerak sama sekali.

Dalam pikirannya hanya ada satu bayangan, kematian. Namun, sebelum mati, ia harus membunuh komandannya terlebih dahulu.

"Posisi komandannya sudah saya kunci dari pukul 10.00 WIB. Tapi, saya juga ingin selamat, makanya saya menunggu saat yang tepat. Hingga pukul 17.00 WIB, komandan itu pergi ke bawah dan saya tembak kepalanya," ucapnya.


Sniper Terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, Peltu (Purn) Tatang Koswara. (Istimewa)

Ternyata di bawah jumlah pasukan tak kalah banyak. Tatang Koswara dihujani peluru dan terkena dua pantulan peluru yang sebelumnya mengenai pohon.

"Darah mengalir deras hingga sudah sangat lengket. Tapi, saya tidak bergerak karena itu akan memicu lawan menembakkan senjatanya," katanya.

Adapun Tatang Koswara baru bisa bergerak malam hari. Ia mencoba mengikatkan tali bambu di kakinya dan dengan bantuan gunting kuku, dia mencongkel dua peluru yang bersarang di betisnya.

Namun, darah tak juga berhenti mengalir. Ia pun bergegas melepas syal merah putih tempat menyimpan foto keluarga. Sambil berdoa, dia mengikatkan syal tersebut di kakinya.

"Saya memiliki prinsip, hidup mati bersama keluarga, minimal foto keluarga. Saya pun berdoa diberi keselamatan agar bisa melihat anak keempat saya yang masih dalam kandungan, lalu mengikatkan syal merah putih. Ternyata, darah berhenti mengalir. Merah putih menjadi penolong saya," ujar Tatang.

Selama empat kali masuk ke medan perang, Tatang Koswara mengatakan, pelurunya telah membunuh 80 orang. Bahkan, dalam aksi pertamanya dari 50 peluru, 49 peluru berhasil menghujam musuh.

Satu peluru sengaja disisakannya. Ini untuk memenuhi prinsip seorang sniper yang pantang menyerah. Sebagai seorang sniper, dalam keadaan terdesak dia akan membunuh dirinya sendiri dengan satu peluru tersebut.

Tatang didaulat menjadi salah satu sniper terbaik dunia, seperti dituliskan dalam buku yang ditulis Brookesmith itu.

Ia mencetak rekor 41 di bawah Philip G Morgan (5 TH SFG (A) MACV-SOG) dengan rekor 53 dan Tom Ferran (USMC) dengan rekor 41. Tatang memperoleh rekor tersebut dalam perang di Timor Timur pada 1977-1978. (abs)

Jangan Lupa Tonton dan Subscribe YouTube Tvonenews.com:

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Menantu Kerap Ditekan Permintaan Mertua? Ini Jawaban Bijak dari Ulama untuk Membantu Menyikapinya

Ketika suami istri masih menetap di rumah orang tua, tak jarang orang tua menyimpan harapan terhadap anak dan menantunya. Bila mertua banyak permintaan, menantu harus bagaimana?

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT