Jakarta - PT. Infineon Technologies Batam kembali mengukuhkan komitmen untuk peningkatan investasi di Batam atau ekspansi usaha.
Perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang semikonduktor ini, telah merancang sejumlah site plan, dengan total investasi infrastruktur 85 Juta EUR (IDR Rp1,26 Triliun).
Adapun rincian site plan ekspansi Infineon Batam adalah pembangunan Gedung baru BAT 3 pada tahun 2022 ini dengan luas 21.000 sqm (m2), sehingga dengan perluasan ini, Infineon telah mengembangkan sayap di Batam menjadi 3 Production Sites.
BAT 1 yang merupakan gedung pertama yang dibangun pada tahun 1996 seluas 9.000 sqm (m2), dan kemudian Gedung BAT 2 yang dibangun pada tahun 2018 seluas 12.000 sqm (m2).
Dengan realisasi perluasan ini, maka kapasitas produksi yang sebelumnya berada pada angka 13-15 juta pcs/ minggu pada tahun 2019, kini menajam mencapai kapasitas 30 juta pcs/ minggu. Dan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Target kapasitas produksi yang direncanakan hingga tahun 2030/2031 adalah 150-180 juta pcs per minggu.
Direktur Logistik PT Infineon Aldrin Purnomo sebagai perwakilan Management PT. Infineon Technologies Batam, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas dukungan yang diberikan BP Batam.
"Sangat baik ya, saya mewakili Manajemen PT. Infineon Technologies Batam sangat menghargai apa yang telah dilakukan BP Batam, membantu luar biasa, sampai ekpansi terus berjalan dan ini bisa kita capai," katanya.
Aldrin berharap proyek strategis PT Infineon dan dukungan BP Batam ini bisa menjadi role model atau percontohan proyek strategis di Batam.
"Ini bisa jadi role model untuk perkembangan dan investasi industri high technology di Batam tentunya," tutur Aldrin.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi menyampaikan bahwa pihaknya akan mengawal proses ekpansi ini agar berjalan sesuai koridor yang telah direncanakan.
“Kami tentu sangat bersyukur dengan ekpansi ini, hal ini menunjukkan ada kepercayaan yang baik dunia investasi kepada Batam. Tugas kami dan kita semua selanjutnya adalah mengawal dan memastikan investasi ini berada pada koridor yang direncanakan. Saat investasi ini jalan, maka lapangan kerja terbuka,” katanya.
Pria yang juga merupakan Wali Kota Batam ini, memberikan atensi besar, mengingat masih ada sejumlah hal yang menjadi concern bagi perusahaan besar Infineon, seperti prosedur keimigrasian bagi lalu lintas WNA dan pemberlakuakn VoA yang hanya berlaku bagi pariwisata dan belum mengakomodir bagi kemudahan pertemuan bisnis, serta kebijakan di sejumlah Kementerian seperti Perindustrian dan BPKM.
Dengan ekpansi yang dilakukan PT. Industrial Technologies ini, ia berharap mampu menjadi dorongan positif bagi peningkatan angka investasi di Batam, sejalan dengan upayanya dalam menggesa infrastruktur Batam baik dari sisi darat, laut dan perhubungan udara.
“Inilah mengapa kami siapkan infrastruktur yang bagus, bahkan saat pandemi sedang tinggi-tingginya. Kita siapkan, agar saat masa pemulihan ekonomi datang, investasi mulai bangkit, Batam sudah siap menyambut,” katanya.
Dengan berbagai upaya yang ia lakukan, pertumbuhan ekonomi dan realiasi investasi di Batam menyumbang persentase terbesar di Provinsi Kepulauan Riau.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebelumnya merilis realisasi investasi di Batam Penanaman Modal Asing (PMA) dan (Penanaman Modal Dalam Negeri) PMDN di Batam sepanjang Januari-Juni 2022 atau semester I tahun 2022 mencapai Rp6,175 triliun dengan 1.529 proyek.
Secara komulatif realisasi investasi Semester I PMA sebesar 82,86 persen yang mencapai Rp 5,116 triliun dengan 696 proyek.
Sementara, angka realisasi investasi semester I PMA di Kepri sebesar 6,462 triliun. Praktis, dengan angka tersebut, Batam menyumbang persentase terbesar dengan 79,16 persen dari realisasi investasi PMA di Kepri.
Load more