Irjen Aryanto Sutadi Ungkap Kelemahan Kepolisian dalam Pusaran Kasus Ferdy Sambo yang Berimbas ke Instansi, Apa Itu?
- Kolase tvonenews.com
Jakarta - Pengungkapan kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat telah memasuki babak baru pengusutan motif dibalik pembunuhan. Kini Irjen Aryanto Sutadi ungkap kelemahan Kepolisian dalam pusaran kasus Ferdy Sambo yang berimbas ke instansi.
Kasus yang telah bergulir selama sebulan terakhir ini, telah menyita perhatian publik hingga Presiden Jokowi menghimbau kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas kasus ini dan dibuka secara terang bendera agar publik kembali percaya pada Kepolisian.
Merasa Prihatin, Irjen Aryanto Sutadi ungkap kelemahan Kepolisian dalam pusaran kasus Ferdy Sambo yang berimbas ke instansi.
Imbas kasus pembunuhan berencana Brigadir J yang dilakukan oleh Irjen Ferdy Sambo Mantan Kadiv Propam polri telah mencoreng nama Kepolisian di Masyarakat hingga berkembang isu liar.
Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi yang juga selaku Mantan Kadiv Hukum Polri mengatakan berkeliaran motif yang berkembang di masyarakat sekarang karena salah satu kelemahan Polri menangani lebih awal kasus pembunuhan Brigadir J.
Aryanto Sutadi menilai aksi yang dilakukan oleh Ferdy Sambo yang tentunya memberi dampak besar bagi nama dan citra kepolisian.
"Lihat apa yang terjadi sesungguhnya, dicerna secara baik jangan emosional, jangan langsung menduga-duga," ucapnya dalam acara Fakta TvOne, pada senin 22 Agustus 2022.
"Saya benar-benar kasihan, orang udah kayak begitu karena suaminya kan, keluarganya malah jadi korban." lanjutnya.
Aryanto Sutadi yang baru saja ditunjuk sebagai Penasehat Kapolri mengatakan bahwa jika saat kejadian pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo langsung mengakui perlakuan dan kesalahannya pada Kapolri akan jauh lebih bagus.
Ketimbang setelah melakukan pembunuhan dan memanggil anggota-nya untuk mengatur dan mengurus semua kasus hingga TKP seraya mengikuti skenario yang dibangun oleh Ferdy Sambo.
"Anggotanya kan yang tiga puluh itu, ada yang loyal dan ada yang nggak, yang setengah-setengah besoknya langsung membocorkan hal itu.
Menurut Aryanto, setelah beberapa hari sebenarnya sudah ketahuan tentang kejadian sebenarnya walau diatur sedemikian rupa.
"Sayangnya tidak segera dirilis bahwa itu dulu perbuatan individu Pak Sambo, yang lagi kalap tetapi mau menutupi perbuatannya," ujarnya
Load more