Cerita 'Horor' Megawati Soal Kekerasan Seksual dan Pencabulan Santriwati di Istana Yatim, Pihak Yayasan Buka Suara
- tim tvOne
Jakarta, tvOne
Laporan tindak kekerasan seksual hingga pencabulan terhadap salah seorang korban santriwati anak di yayasan Istana Yatim Depok disampaikan oleh kuasa hukum korban, Megawati, ke Polda Metro Jaya.
Megawati, selaku kuasa hukum salah satu wali santriwati juga menyampaikan, bahwa korban kekerasan seksual terjadi di lingkungan Yayasan Istana Yatim Ponpes Riyadhul Jannah, Depok mencapai 11 santriwati.
Menurut penuturan Megawati, tindakan pencabulan ini dilakukan para pelaku di lingkungan pondok pesantren. Seperti di toilet dan kamar kosong.
Megawati menceritakan, modusnya, para korban diajak masuk ke satu ruangan dan di sanalah terjadi kekerasan seksual. Korban pun tidak dijanjikan apapun oleh pelaku, hanya saja diancam untuk tidak memberitahu ke orang tuanya.
"Setiap malam mereka datang ke kamar itu dan dibekap terus dilakukan itu (pelecehan), ada yang di kamar mandi dan ada yang di ruangan kosong. Korban tidak dijanjikan apa-apa, saya mendengar dari korban, hanya begitu saja (disuruh masuk ke ruangan)," jelasnya.
Bahkan satu hari sebelum pulang ke rumah, ada beberapa korban yang sempat dirudapaksa oleh empat orang yang dipanggil ustaz dan satu lelaki lainnya kakak kelas.
"Dan jadi setiap malam mereka datang ke kamar itu dan dibekap terus dilakukan itu (pelecehan), ada yang di kamar mandi dan ada yang di ruangan kosong," tambahnya.
Kasus ini sendiri, lanjut Megawati, sempat dilaporkan ke pihak pondok pesantren. Namun ketika itu korban justru mendapatkan ancaman.
"Ancaman dibilang bahwa 'jangan kasih tahu sama ibu kamu ya. Kasian nanti ibu kamu malah kepikiran'. Jadi dari ancaman itu anak-anak tidak berani lapor ke orangtuanya," ungkapnya.
Pihak Yayasan Buka Suara
Sementara itu dari keterangan salah seorang pengasuh Yayasan Istana Yatim, Ustaz Ahmad Riyadh, dirinya mengaku kaget dengan pemberitaan laporan dugaan kekerasan seksual sebagaimana dilaporkan.
Dari keterangan Ustaz Riyadh, ia telah menempatkan sejumlah pengurus untuk memantau aktivitas yang terjadi di asrama. Ditambah sejumlah ruangan utama di area Yayasan yang dilengkapi dengan CCTV. Ia juga mengaku belum pernah menerima laporan sebelumnya terkait dengan peristiwa 'horor' yang dilaporkan.
Load more