Jakarta - Presiden RI Joko Widodo meminta jajarannya tetap mewaspadai varian terbaru COVID-19, BA.4 dan BA.5, meskipun berdasarkan tiga indikator transmisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia saat ini masih dalam kondisi baik.
Menkes menyebutkan tiga indikator transmisi, yakni level kasus konfirmasi, positivity rate, dan reproduction rate.
Ia mengatakan bahwa saat ini kasus konfirmasi di Indonesia masih berada pada level satu dengan maksimum 20 kasus per pekan per 100.000 jiwa penduduk.
Untuk positivity rate, Indonesia masih berada pada angka 1,36 persen dari standar 5 persen yang harus diwaspadai.
Sementara reproduction rate masih di angka 1 dari ketentuan yang harus diwaspadai apabila berada di atas angka 1.
Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) menjelaskan subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli.
“Akan tetapi memiliki lebih banyak kesamaan dengan subvarian yang sudah ada sebelumnya yakni BA.2. Kedua subvarian mengandung substitusi asam amino L452R, F486V dan R493Q dalam ‘spike receptor binding domain’ dibandingkan dengan BA.2,” katanya.
Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan itu, menambahkan berdasarkan data sementara diketahui bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian sebelumnya.
“Kendati demikian, tidak ada indikasi subvarian ini menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron sebelumnya,” katanya.
Lalu, apa gejala paling banyak yang dilaporkan oleh pasien terinfeksi BA.4 dan BA.5?
Gejala pasien yang terinfeksi virus Omicron BA.4 atau BA.5 mirip dengan Omicron BA.1. Hal ini seperti disampaikan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PPD), dr Erlina Burhan, SpP (K).
"Jadi ini gejalanya mirip-mirip Omicron BA.1 yang dominan di Indonesia," kata dr Erlina Burhan dalam diskusi daring, Minggu (12/5/2022).
Gejala yang paling sering dilaporkan yakni batuk sebanyak 89 persen. Kemudian fatigue atau kelelahan sebanyak 65 persen, hidung tersumbat, serta mual dan muntah.
Sebaran kasus yang terdapat di Bali dan Jakarta diketahui hampir semua pasien sudah melakukan vaksin. Pasien tersebut dilaporkan tidak bergejala dan gejala ringan seperti sakit tenggorokan dan badan pegal.
Sementara dari delapan pasien yang dilaporkan dua di antaranya belum melalukan vaksin booster. Di mana mereka mengalami gejala sedang hingga sesak napas. (ant/ebs)
Load more