Apa Itu Ormas MADAS yang Viral Gegara Usir Nenek Elina dan Siapa Pendirinya?
- Istimewa
Secara konseptual, MADAS menegaskan diri sebagai organisasi sosial, bukan kelompok kekerasan.
Siapa Pendiri MADAS?
MADAS secara resmi berdiri pada tahun 2020. Pendiri sekaligus tokoh sentral organisasi ini adalah almarhum H. Berlian Ismail Marzuki, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MADAS.
H. Berlian dikenal sebagai tokoh masyarakat Madura yang kerap menyuarakan pentingnya membangun citra positif warga Madura di perantauan. Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan bahwa MADAS harus hadir sebagai organisasi yang memberi manfaat sosial, bukan ormas yang mengedepankan kekuatan fisik atau intimidasi.
Namun, H. Berlian telah meninggal dunia. Setelah itu, HM. Jusuf Rizal, SH ditetapkan sebagai Ketua Umum MADAS untuk periode 2024–2029. Jusuf Rizal dikenal luas sebagai Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat). Di era kepemimpinannya, muncul penyebutan MADAS Nusantara sebagai pengembangan organisasi.
Polemik Nama dan Kepemimpinan MADAS
Di tengah mencuatnya kasus Surabaya, muncul perbedaan klaim terkait kepengurusan dan kepemimpinan MADAS. Dalam kunjungan pengurus DPD MADAS Jawa Timur ke Sekretariat Aliansi Wartawan Surabaya (AWS) pada 8 Desember 2025, disebutkan bahwa MADAS juga dimaknai sebagai Madura Asli Daerah Anak Serumpun.
Sekretaris DPD MADAS Jawa Timur, I Gede Ardika, menyatakan bahwa HaKI MADAS (Madura Asli Daerah Anak Serumpun) telah didaftarkan secara resmi di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum. Pendaftaran ini diklaim sebagai pembeda antara MADAS yang sah dengan pihak-pihak yang mencatut nama organisasi.
Menurut Gede Ardika, MADAS yang dipimpinnya tidak diketuai oleh HM. Jusuf Rizal, melainkan oleh H. Toha sebagai Ketua Umum.
“MADAS didirikan oleh almarhum Berlian untuk mencerdaskan masyarakat Madura. Sekarang Ketua Umum ialah H. Toha. Kami ingin instansi dan masyarakat bisa membedakan MADAS kami dengan organisasi lain yang membawa nama MADAS,” tegasnya.
Polemik identitas dan kepemimpinan ini kini ikut menjadi perhatian aparat penegak hukum, seiring penyelidikan kasus pengusiran nenek Elina yang telah memicu kecaman luas di tingkat nasional. (nsp)
Load more