Arah Baru Modernisasi China, dari Energi, Teknologi Hingga Tata Kelola
- ANTARA
Pandangan ini memberi pesan penting bagi Indonesia bahwa di tengah kompetisi global dalam teknologi hijau dan kendaraan listrik, Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan cadangan nikel atau pasar domestik yang besar.
Indonesia membutuhkan strategi komprehensif yang memastikan bahwa investasi asing dalam sektor ini benar-benar mentransfer teknologi, meningkatkan kapasitas industri, dan mengembangkan SDM yang mampu berada dalam rantai nilai teknologi global.
Pembangunan hijau
Pembangunan hijau menjadi salah satu fondasi kunci dalam rencana tersebut. Guo Lanfeng, Presiden China Society of Economic Reform, menjelaskan bahwa China adalah advokat global untuk transisi hijau dan berperan sebagai pasar kendaraan listrik terbesar di dunia sekaligus investor utama energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
Ia menegaskan selama periode Rencana Lima Tahun ke-15, China bergerak stabil menuju pencapaian puncak emisi karbon, sembari mempercepat kerja sama teknologi hijau internasional dan mendorong arus bebas produk hijau berkualitas tinggi.
Bagi Indonesia yang menghadapi tantangan besar dalam mengurangi emisi sektor energi dan industri, peluang kolaborasi dengan China dalam teknologi surya, bayu, pengelolaan baterai, dan urban green mobility sangat substansial.
Tetapi untuk memanfaatkan peluang itu, Indonesia harus mempercepat reformasi regulasi energi, memperkuat rantai pasok lokal energi terbarukan, dan mempersiapkan tenaga kerja hijau dalam jumlah besar.
Perspektif dari Afrika memberikan cerminan yang menarik bagi Indonesia. Erastus Mwencha, mantan Wakil Ketua Komisi Uni Afrika, menyampaikan bahwa investasi besar China dalam energi surya telah memberikan manfaat nyata bagi banyak negara Afrika.
Ia menekankan upaya Afrika untuk beralih ke kendaraan listrik dan memperbaiki infrastruktur sangat sejalan dengan tujuan transisi hijau China, sehingga menciptakan peluang saling menguntungkan.
Pengalaman Afrika ini menunjukkan bahwa negara-negara dengan kapasitas infrastruktur dan pendanaan terbatas pun dapat mempercepat lompatan teknologi ketika akses terhadap produk dan investasi hijau terbuka lebar.
Indonesia dapat belajar dari sini bahwa keberanian mengambil keputusan teknologi dan mempercepat adopsi energi terbarukan tidak harus menunggu kesiapan sempurna; yang diperlukan adalah desain kemitraan yang tepat, penataan pasar yang sehat, dan tata kelola proyek yang transparan.
Load more