Mendiktisaintek Pastikan 28 Posko Kampus Aktif Bantu Korban Bencana di Sumatera
- Tim tvOne/Ilham Zulfikar
Jakarta, tvOnenews.com — Pemerintah memastikan perguruan tinggi di Indonesia turut mengambil peran besar dalam penanganan bencana yang melanda berbagai wilayah di Sumatera. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan bahwa hingga kini 28 posko perguruan tinggi dan 11 kampus pendukung telah bergerak menjalankan misi bantuan dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana.
"Perguruan tinggi bukan hanya pusat ilmu pengetahuan, namun juga kekuatan kemanusiaan," tegas Brian dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (6/12).
Menurutnya, keberadaan akademisi, peneliti, hingga mahasiswa di wilayah terdampak menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dan inovasi tidak berhenti di ruang kelas, namun harus hadir bagi masyarakat terutama dalam kondisi darurat.
"Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran," katanya.
Koordinasi Kampus Diperkuat untuk Efektivitas Bantuan
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek, Khairul Munadi menyebut pihaknya intensif melakukan koordinasi dengan perguruan tinggi yang memiliki akses dekat dengan wilayah terdampak bencana. Mekanisme ini dilakukan agar bantuan tidak tumpang tindih dan dapat menjangkau daerah yang belum tersentuh bantuan.
"Di setiap lokasi terdampak, terdapat kampus yang siap menyiapkan relawan serta sumber daya untuk membantu masyarakat," jelas Khairul.
Ia mencontohkan, di Aceh terdapat beberapa kampus yang bergerak cepat mendirikan posko bencana, termasuk Universitas Syiah Kuala (USK) yang membuka posko di Pidie, Meulaboh, dan Bireuen.
Menurutnya, keberadaan posko kampus ini menjadi salah satu strategi untuk mempercepat penyaluran bantuan serta memperluas cakupan pelayanan kedaruratan bagi warga.
Perguruan Tinggi Kirim Dokter dan Relawan Teknis
Salah satu perguruan tinggi yang sudah mengerahkan tenaga bantuan adalah Universitas Syiah Kuala (USK). Selain membuka posko pada sejumlah lokasi strategis, USK telah mengirimkan empat surveyor dari Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) untuk mendukung pemetaan kebutuhan di lapangan.
Selain itu, 15 dokter residen dari berbagai spesialisasi diterjunkan untuk memperkuat layanan medis, terutama di RSUD Meureudu-Pidie Jaya yang terdampak paling besar setelah Cyclone Senyar melanda sejumlah wilayah Aceh.
Tenaga medis tersebut berasal dari berbagai bidang, mulai dari spesialis bedah, anak, ortopedi, anestesi, hingga penyakit dalam.
Sementara itu, Universitas Teuku Umar (UTU) juga menyalurkan bantuan logistik ke sejumlah kecamatan yang masih minim bantuan, seperti Woyla dan Pante Ceureumen di Aceh Barat serta Beutong Ateuh Banggalang di Nagan Raya.
Jaringan Bantuan Akan Diperluas
Melihat kondisi wilayah terdampak yang masih membutuhkan banyak dukungan, Kemdiktisaintek memastikan penempatan relawan dan pembentukan posko lanjutan akan disesuaikan dengan perkembangan di lapangan.
"Penempatan relawan medis, logistik, dan tenaga teknis terus disesuaikan agar respons kemanusiaan berlangsung cepat dan tepat sasaran," ujar Khairul.
Ia menegaskan bahwa keberadaan posko perguruan tinggi bukan hanya memenuhi fungsi kedaruratan, tetapi juga sebagai pusat koordinasi, penelitian lapangan, dan pemetaan kebutuhan untuk memastikan bantuan pemerintah serta pihak independen dapat terdistribusi merata.
Mendiktisaintek menutup pernyataannya dengan pesan solidaritas dan gotong royong.
"Bencana ini bukan hanya duka daerah, tetapi duka nasional. Perguruan tinggi akan terus bersama masyarakat sampai proses pemulihan berjalan sepenuhnya," ujar Brian.
Pemerintah memastikan perkembangan penanganan di wilayah terdampak akan terus diperbarui seiring penguatan kapasitas posko kampus dan relawan mahasiswa di lapangan. (ant/nsp)
Load more