Greenpeace Soal Rencana Pemerintah akan Buka 20 Juta Hektare Hutan: Kerusakan Lingkungan akan Semakin Parah
- Freepik/wirestock
Jakarta, tvOnenews.com - Greenpeace mengkritik rencana pemerintah yang akan membuka lahan sekitar 20 juta hektare untuk pangan, energi, dan air.
Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Arie Rompas menegaskan, rencana tersebut merupakan alarm bahaya terhadap keseimbangan lingkungan.
Ditambah saat ini tengah terjadi bencana alam dahsyat yang menerjang wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Bencana tersebut diduga tidak hanya terjadi akibat perubahan iklim, tetapi juga ada faktor manusia yang melakukan penebangan pohon secara liar.
Hal itu juga diperkuat dengan ditemukannya gelondongan kayu yang terbawa arus banjir.
"(Pemerintah) masih ingin membuka hutan sekitar 20 juta hektare untuk dikonversi jadi perkebunan, food estate, dan lain-lain, itu akan berdampak pada kerusakan lingkungan yang semakin parah," kata Arie kepada tvOnenews.com, dikutip Jumat (5/12).
Arie menilai, bahwa rencana pembukaan lahan itu juga justru akan memicu terjadinya perubahan iklim.
"Pemerintah dia membuka lahan dan membuka lahan itu artinya dia tetap memicu ke perubahan iklim. Greenpeace berkampanye soal menghentikan food estate itu karena food estate itu bukan mendorong pada kedaulatan pangan, tapi itu akan menghancurkan alam," ujarnya.
Diketahui pemerintah tengah berencana untuk membuka lahan seluas 20 juta hektare untuk untuk pangan, energi, dan air.
Hal itu disampaikan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni usai rapat terbatas di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/12).
"Kami sudah mengidentifikasi 20 juta hektare hutan yang bisa dimanfaatkan untuk cadangan pangan, energi, dan air," katanya.
Rencana ini akan menjadi dukungan langsung bagi program Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Namun disisi lain, Raja Juli membantah pemanfaatan lahan hutan cadangan dengan menggunduli atau deforestasi hutan.
"Jadi idenya justru di 20,6 juta hektare ini, itu tetap menjadi kawasan hutan bukan hutannya dibuka, bukan dirusak, bukan dilakukan deforestasi tapi maksimalkan fungsi hutan," kata dia, usai kegiatan penanaman mangrove di Mangrove Arboretum Park, Denpasar, Bali, Kamis (16/1). (aha/dpi)
Load more