PSI Gelar Trauma Healing di Padang, Pemulihan Psikologis Anak Penyintas Banjir Bandang
- Dok. PSI
Jakarta, tvOnenews.com — Posko bantuan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Belimbing, Kota Padang, mulai memperluas fokus penanganannya terhadap penyintas banjir bandang dengan membuka layanan trauma healing, khususnya bagi anak-anak yang dinilai menjadi kelompok paling rentan.
Penanggung Jawab Posko PSI Belimbing, Feri Mukli, mengatakan pemulihan psikologis anak menjadi prioritas sebelum program diperluas kepada orang dewasa.
“Kepada anak, selanjutnya akan masuk kepada orang dewasa, seperti melakukan senam dan juga kami rencana akan menyewa mobil untuk mereka jalan jalan ke sekitaran kota Padang, karena kami yakin mereka jenuh juga di posko terus,” ujar Feri ketika dihubungi, Kamis (4/12/2025).
Ia menyebutkan, kondisi kesehatan para pengungsi saat ini relatif stabil tanpa adanya keluhan darurat, meski beberapa di antara mereka memiliki penyakit bawaan yang sudah diderita sebelum bencana.
Untuk memastikan pendampingan psikologis dilakukan secara tepat, PSI menggandeng mahasiswa psikologi dari UIN Imam Bonjol Padang. Kolaborasi ini diharapkan membuat proses trauma healing berjalan lebih terarah.
“Kami ajak adik-adik mahasiswa dari jurusan psikologi UIN Imam Bonjol Padang, dan dibantu kader PSI,” jelas Feri.
Meski demikian, Feri mengungkapkan masih ada kebutuhan harian yang mendesak dan belum tercukupi di posko.
“Vitamin, susu dan pakaian dalam, untuk baju ganti alhamdulillah sudah banyak masyarakat yang menyumbang,” ungkapnya.
Program trauma healing yang digelar PSI sejauh ini telah diikuti puluhan anak penyintas banjir.
“Lebih kurang 25 orang. Kemaren kami libatkan juga beberapa anak dekat posko, sebagai memancing keceriaan. Dari anak-anak korban banjir,” kata Feri.
Ia menilai kehadiran anak-anak sekitar posko turut membantu menciptakan suasana lebih ceria, sekaligus mengurangi tekanan psikologis yang dialami anak-anak terdampak bencana.
Upaya pemulihan mental ini diharapkan dapat mempercepat adaptasi anak-anak penyintas setelah menghadapi peristiwa banjir bandang yang mengguncang kehidupan mereka. (agr/ree)
Load more