Kepala BNN Bocorkan Peran Gembong Narkoba Dewi Astutik, Mulai Rekrutmen Perdagangan Asia Afrika Hingga Korsel
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto bocorkan peran gembong narkoba jenis sabu 2 ton senilai Rp 5 triliun, Dewi Astutik.
Seperti diketahui, baru-baru ini Badan Narkotika Nasional (BNN) RI bekuk Dewi Astutik gembong narkoba jenis sabu yang ditangkap di Sihanoukville, Kamboja.
Bahkan, Dewi Astutik atau PA (43) dikenal gembong narkoba yang licin dalam pergerakannya, karena merupakan salah satu WNI pengendali narkotika dari kawasan Golden Triangle selain Fredy Pratama.
Tak Hanya itu saja, gembong narkoba Dewi Astutik ini kerap berpindah-pindah negara untuk mengelabuhi petugas dan membuat petugas sulit menangkapnya.
- istimewa
Selain itu, Dewi Astutik atau PA (43) merupakan gembong narkoba yang merupakan bagian dari jaringan internasional yang selama ini pindah dari negara satu, ke negara lain.
Lantas, apa peran Dewi Astutik atau PA (43) yang merupakan gembong narkoba?
Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto menjelaskan, Dewi Astutik selama ini memiliki peran sebagai perekrut dari jaringan perdagangan narkotika Asia-Afrika.
Menurutnya, Dewi juga menjadi DPO (daftar pencarian orang) negara Korea Selatan.
"Dewi merupakan rekrutmen dari jaringan perdagangan narkotika Asia Afrika dan juga menjadi dari negara Korea Selatan (Korsel),” ungkapnya kepada wartawan Selasa (2/12/2025).
Komjen Suyudi menuturkan Dewi ditangkap bersama seorang pria di area lobi hotel.
Penangkapan aktor utama penyelundupan dua ton sabu senilai Rp5 triliun itu terjadi pada Senin (1/12/2025).
“Dewi ditangkap berada dalam kendaraan Toyota Prius berwarna putih setelah keluar dari salah satu hotel di Sihanoukville, Kamboja," jelasnya.
"Target berhasil ditangkap ketika sedang bersama dengan seorang laki-laki,” lanjutnya menjelaskan.
Selain itu, Dewi Astutik masuk dalam jaringan Golden Triangle dan Golden Crescent. Jejaring ini diketahui beraktivitas dalam pengambilan dan distribusi narkotika berbagai jenis, termasuk kokain, sabu, dan ketamin, menuju Asia Timur dan Asia Tenggara.
Berdasarkan hasil analisis, selain Dewi terdapat nama lainnya seperti gembong narkoba lain yakni Freddy Pratama.
Kemudian, Kepala BNN itu menjelaskan alasan Dewi sulit ditangkap karena sering pindah dari negara ke negara lain.
Seusai diamankan, Dewi dipindahkan ke Phnom Penh untuk proses verifikasi identitas dan penyerahan resmi antarotoritas.
Dewi Astutik dipulangkan ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (2/12/2025) sore.
Setiba di Indonesia, Dewi Astutik akan menjalani pemeriksaan intensif untuk mengungkap alur pendanaan, logistik, dan pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan internasional yang beroperasi ke sejumlah negara.
Jejaring ini diketahui beraktivitas dalam pengambilan dan distribusi narkotika berbagai jenis, termasuk kokain, sabu, dan ketamin, menuju Asia Timur dan Asia Tenggara.
Sebelumnya diberitakan, Komjen Suyudi menyatakan pemberantasan narkoba merupakan salah satu pelaksanaan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Dia juga mengatakan pemberantasan narkoba menjadi syarat membangun sumber daya manusia unggul.
"Berperang terhadap narkoba demi kemanusiaan tentunya sejalan dengan Asta Cita Bapak Presiden. Khususnya poin ke-7 terkait pemberantasan narkoba sebagai bagian reformasi hukum dan ketahanan bangsa," kata Suyudi dalam jumpa pers pengungkapan kasus narkoba di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (22/10).
Bahkan dia menyebutkan masalah narkoba merupakan isu kemanusiaan. Dia mengatakan narkoba bukan sekadar kriminal.
"Narkoba dipandang sebagai isu kemanusiaan bukan hanya sekadar kriminalitas. Pengguna narkoba sebagai korban yang harus disembuhkan melalui rehabilitasi, bukan penjara," pungkasnya. (aag)
Load more