Soal Pendalaman Peran Vara dalam Kasus Arya Daru, Polisi: Keluarga Siap Terima Temuan Kami?
- (ANTARA/Ilham Kausar)
Jakarta, tvonenews.com - Polda Metro Jaya menegaskan bahwa seluruh perkembangan penyelidikan kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), hanya bisa disampaikan kepada keluarga inti.
Termasuk soal desakan agar polisi memeriksa sosok perempuan bernama Vara, rekan kerja ADP yang disebut 24 kali check-in bersama Arya Daru.
Sekaligus, diduga Vara menjadi tempat Arya Daru bercerita tentang keinginan bunuh diri.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, mengatakan bahwa polisi masih mengkaji peran Vara.
Namun setiap langkah, terutama yang menyangkut hal sensitif, harus terlebih dulu dikoordinasikan dengan keluarga Arya Daru.
"Kami tekankan, kami akan berkoordinasi dengan keluarga inti. Apakah keluarga inti sudah siap menerima apa yang temuan dari penyidik? Ini kan harus disampaikan,” ujar Budi, Jumat (28/11/2025).
Budi menegaskan bahwa ada beberapa informasi yang sifatnya sensitif, sehingga keputusan menyampaikan informasi tertentu harus melalui persetujuan keluarga inti.
“Ada informasi-informasi yang harus kita jaga, apalagi yang bersangkutan sudah meninggal dunia. Ini ada privasi yang harus kita jaga,” ucap Budi.
Menurut Budi, penyidik berhati-hati agar tidak membuka hal yang dapat dianggap sebagai aib almarhum.
“Apakah kita ingin menjadi orang yang selalu mengungkap aibnya orang lain, ini harus kita jaga bersama,” ucapnya.
Ia kembali menegaskan bahwa keputusan untuk membuka atau menindaklanjuti temuan penyidik bergantung pada persetujuan keluarga terdekat.
“Jadi kami akan berkoordinasi dengan keluarga inti. Apakah ini akan kami sampaikan, bagaimana tanggapan keluarga inti? Kami tekankan sekali lagi, keluarga inti. Artinya istri dan orang tua. Apakah sudah siap untuk menerima apa yang temuan kami?” tandasnya.
Kendati demikian, eks Kapolresta Malang itu menegaskan bahwa penyidikan belum dihentikan. Polisi tetap memeriksa setiap informasi baru.
“Penyelidikan belum berhenti. Jika ada informasi atau fakta lain, semuanya akan terus kami dalami. Kasus ini masih berjalan dan belum selesai,” ujar Budi.
Keluarga Ungkap Peran Perempuan V dalam Kematian Arya Daru
Pihak kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, menyampaikan temuan baru mengenai kebiasaan Arya Daru yang terekam kamera CCTV beberapa kali masuk hotel bersama seorang perempuan bernama Vara.
Temuan ini diungkap setelah audiensi dengan penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Rabu (26/11/2025).
Nicholay mengatakan ada sejumlah informasi pribadi yang sebelumnya dianggap polisi "privasi" namun ternyata tidak sebesar yang dibayangkan.
Nicholay menjelaskan bahwa informasi “privasi” yang dimaksud adalah kebiasaan Arya Daru beberapa kali check-in hotel dengan perempuan V.
“Informasi itu disampaikan oleh tiga orang tadi. Almarhum pernah check-in, tapi tidak jelas untuk apa dan dengan tujuan apa. Ada sekitar 24 kali check-in di wilayah Jakarta. Itu sebabnya kami minta penyidik mendalaminya. Jadi, kalau dibilang ini privasi, ya ternyata yang dimaksud adalah soal check-in itu,” tuturnya.
Pertanyakan Kaitan Sering Check-in Hotel bersama Vara dengan Kematian Arya Daru
Tim kuasa hukum keluarga Arya Daru, mempertanyakan hubungan antara riwayat check-in hotel almarhum bersama seorang rekan kerja perempuan bernama Vara dengan kematian misterius ADP di kamar kosnya di Gondangdia, Jakarta Pusat.
Diketahui, berdasarkan hasil audiensi tim kuasa hukum keluarga dengan tim penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Rabu (26/11/2025), Arya Daru ternyata memiliki riwayat check-in di sejumlah hotel di Jakarta Pusat sebanyak 24 kali bersama Vara. Rentang waktunya sekitar tahun 2024 sampai bulan Juni 2025. Kemudian, Arya Daru ditemukan tewas di kamar kosnya pada 8 Juli 2025.
Nicholay mempertanyakan apa kepentingan penyidik menonjolkan temuan tersebut. Lantas, ia meminta agar relevansinya diuji secara ilmiah.
“Yang saya pertanyakan adalah apakah sudah diperiksa kenapa dia memesan hotel? Untuk apa? Untuk kepentingan siapa? Itu tidak bisa dijawab,” katanya.
Ia juga menantang penyidik menunjukkan bukti kuat.
“Apakah ada bukti tindak asusila? Karena gampang, CCTV bisa melihat setiap tamu yang masuk ke kamar. Ternyata tidak dapat dijawab," ujar dia.
Nicholay menegaskan bahwa penyidik belum bisa menjelaskan teori kausalitas antara check-in itu dengan kematian Arya Daru.
“Apakah kaitan check-in hotel itu dengan kematian almarhum? Teori kausalitasnya apa? Sebab akibatnya? Apakah dengan check-in hotel kemudian almarhum kehilangan nyawa atau meninggal? Itu perlu didalami,” ucapnya.
Kemudian, terkait temuan alat kontrasepsi di tempat sampah kos Arya Daru, Nicholay menyebut penyidik tidak boleh mengaitkannya dengan isu perempuan lain.
“Kami sampaikan istri almarhum telah mengakui bahwa kondom itu adalah milik istri almarhum. Kenapa harus dikaitkan dengan wanita lain?” kata Nicholay. (rpi/iwh)
Load more