'Korban Bullying' Diduga Kuat Jadi Motif Hancurkan SMAN 72 Jakarta, Mantan Kabareskrim Polri Sebut itu Cara Teror Pelaku
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Jakarta, tvOnenews.com - Mantan Kabareskrim Polri Ito Sumardi menyoroti terduga pelaku diduga menjadi korban bullying sebagai motif di balik ledakan di SMAN 72 Jakarta.
Menurut Ito Sumardi, aksi teror dari pelaku meledakan bom di masjid SMAN 72 Jakarta Utara sebagai balasan akibat menjadi korban bullying.
"Oh ya jelas. Kalau dalam teori itu teror dibagi dua. Yang pertama ada Lone Wolf atau pelaku teror yang mandiri," kata Ito Sumardi di program Kabar Petang tvOne di Jakarta dikutip, Senin (10/11/2025).
Ito menjelaskan tragedi ledakan di SMAN 72 Jakarta untuk sementara ini disebabkan karena dari aksi tunggal terduga pelaku yang biasa disebut "Lone wolf terorism".
Terduga pelaku nekat meledakan sejumlah bom rakitan ditengah proses menjalankan ibadah shalat Jumat.
- tvOneNews
Menurutnya, pelaku tidak peduli seberapa besar dampak dari ledakan tersebut, sehingga harus melukai dirinya sendiri.
Untuk laporan sementara berdasarkan kesaksian dari para siswa, terduga pelaku diyakini sering mengalami perundungan.
Alhasil pelaku harus melakukan aksi tak lazim mengakibatkan banyak korban yang terluka parah dari ledakan bom rakitan.
"Tidak ada perintah siapa-siapa, tapi dia terpengaruh dengan satu sesuatu yang membuat dia melakukan perbuatan tersebut," tuturnya.
Lebih lanjut, Ito memaparkan bentuk aksi terorisme yang kedua dikenal dengan istilah "network terorisme".
"Mereka memiliki jaringan, pelatihan, logistik, dan lain sebagainya. Kalau kelihatannya yang bersangkutan itu adalah Lone Wolf," lanjutnya.
Ia pun menyoroti soal terduga pelaku membuat tujuh bahan peledak yang terkonfirmasi dari hasil penggeledahan oleh pihak Kepolisian.
Sebagai seorang siswa sekolah, terduga pelaku diduga dengan mudahnya membuat bahan peledak berupa bom rakitan.
Ia meyakini terduga pelaku mengikuti ala para teroris dari luar negeri, apalagi saat ini telah masuk ke era digitalisasi.
"Karena memang sekarang era digital, medsos tidak bisa dibendung (belajar) bagaimana dia buat bahan peledaknya. Dia melakukan hal tersebut dengan terinspirasi daripada pelaku-pelaku teroris di luar negeri," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, senjata laras panjang berupa airsoft gun ditemukan pasca ledakan besar di masjid SMAN 72 Jakarta.
Walau polisi telah mengonfirmasi senjata tersebut adalah mainan, Ito lebih menyoroti sejumlah tulisan di airsoft gun tersebut diduga memiliki makna mendalam.
Setidaknya ada tiga nama tertulis di senjata mainan tersebut yang merupakan diduga berkaitan dengan pelaku terorisme dengan paham neo-Nazi.
"Dia menulis di airshoft gun itu dituliskan 'Welcome to hell (Selamat datang di neraka)', kemudian mencatatkan seorang teroris melakukan pembunuhan di masjid," bebernya.
"Nah, cara-cara modus ini tentunya dia terinspirasi daripada jejak media sosial," sambungnya.
Karena memiliki kebiasaan sering melihat gambar maupun video tentang berdarah, kekerasan hingga bendera Amerika menjadi pemicu pelaku membalas aksi bullying di lingkungan sekolahnya.
"Ini memang sulit bagi kita bagaimana bisa melakukan pengawasan terhadap seorang anak yang merasa sakit hati, dia ingin membalas dendam. Menariknya dia membuat bahan peledak bisa membahayakan dan mengakibatkan korban cukup besar," pungkasnya.
Diketahui, sejumlah ledakan dari bom rakitan mengguncang masjid SMAN 72 Jakarta di tengah rangkaian khutbah Jumat pada 7 November 2025.
Dari ledakan besar tersebut membuat 96 korban terluka setelah mendapatkan tindakan perawatan secara intensif.
Polisi masih mendalami motif terduga pelaku meledakan bom rakitan di SMAN 72 Jakarta.
(hap)
Load more