Fakta Mengejutkan di Balik Ledakan SMAN 72: Pelaku Diduga Korban Bullying dan Pernah Coba Lakukan…
- tvOnenews/Rika Pangesti
KPAI: Bullying Bisa Memicu Tindakan Ekstrem
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kasus ini sebagai peringatan keras terhadap bahaya bullying yang semakin kompleks di kalangan pelajar. Berdasarkan data KPAI, dampak bullying pada Generasi Z dan Generasi Alpha berbeda namun sama berbahayanya.
Untuk Gen Z, dampaknya meliputi tekanan psikologis, luka fisik, disabilitas sementara, bahkan bunuh diri. Sementara Gen Alpha cenderung melampiaskan trauma dengan melakukan kejahatan balik, menyakiti diri sendiri, atau membunuh karakter orang lain secara daring.
KPAI menegaskan, bullying adalah kejahatan yang harus dihentikan sampai di diri masing-masing dengan membangun ketahanan mental dan mencari bantuan psikologis. “Jika tidak disembuhkan, korban bisa berubah menjadi pelaku di kemudian hari,” tegas lembaga tersebut dalam paparannya.
Saksi dan Lingkungan Sekolah Juga Terimbas
Bagi siswa yang menyaksikan langsung aksi kekerasan atau bullying, KPAI mencatat dampak psikologis seperti rasa takut, cemas, depresi, hingga bolos sekolah. Mereka juga lebih rentan terjerumus pada penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang.
Untuk memutus rantai kekerasan di sekolah, KPAI mendorong kampanye anti-bullying secara masif, pengawasan lebih ketat, serta peer counseling atau konseling sebaya. Keterlibatan orang tua dan guru sangat penting dalam memahami dinamika siswa agar tragedi serupa tidak terulang.
Kini, aparat kepolisian masih mendalami motif dan latar belakang pelaku. Namun satu hal menjadi jelas — ledakan di SMAN 72 bukan hanya persoalan kriminal, melainkan juga sinyal bahaya serius dari budaya bullying yang belum tertangani tuntas di dunia pendidikan. (nsp)
Load more