Ahli: Anggota DPR Berjoget Pas Naik Gaji Bikin Kesal Rakyat
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Ahli media sosial, Ismail Fahmi mengungkapkan reaksi publik atas potongan video anggota DPR berjoget di tengah isu kenaikan gaji.
Aksi tersebut terjadi pada sidang tahunan MPR RI 15 Agustus 2025 lalu. Saat itu, para anggota DPR tampak berjoget menikmati musik dari Orkestra Unhan.
Ismail mengatakan, publik merasa marah bukan cuma karena isu kenaikan gaji, melainkan anggota DPR terlihat bersenang-senang di tengah perekonomian rakyat yang buruk.
“Dalam kasus kemarin yang kita lihat itu masyarakat itu tersentuhnya di mana? Yang saya lihat joget-jogetnya itu bikin kesel banget, bukan soal angka (kenaikan gaji), tapi joget joget pas nak gajinya,” kata Ismail di Ruang Sidang MKD DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Menurut dia, rakyat tidak terlalu mempermasalahkan angka kenaikan gaji DPR. Tetapi, aksi para anggota legislatif dinilai tidak peka dengan kondisi rakyat.
“Mau Rp1 juta kek, Rp3 juta. Rp3 juta buat saya kecil sekali, tapi buat masyarakat itu sudah kenaikan. Pada saat kami sulit Rp3 juta itu gede pak, tapi buat anggota DPR enggak besar, harusnya bisa lebih dari itu buat joget,” katanya lagi.
Meski begitu, Ismail persoalan yang utama bukan hanya pada angka. Tetapi, pada emosi publik yang tersulut karena aksi joget-joget tersebut.
“Tapi yang dibangun bukan angkanya, tapi emosinya ini. Nah, emosi ini harus diberesin. Pada saat klarfikasi diberesin emosi juga enggak? Apa yang masuk di masyarakat soal angkanya tadi atau joget-joget?” ungkapnya.
Maka dari itu, pendiri Drone Emprit itu pun mengatakan klarifikasi dari pihak DPR ke publik harus mempertimbangkan aspek emosional agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
Dia memberi contoh, klarifikasi bisa disampaikan dengan menjelaskan konteks kejadian, misalnya anggota yang bernyanyi atau bersuka cita karena hal lain, bukan karena kenaikan gaji.
“Jadi, ketika klarfikasi kita siapin juga klarifikasi yang menyentuh emosi. Jadi instead of emosinya itu gara gara naik gaji, kita balik emosinya karena menghargai, pasti masyarakat ada yang mendukung nanti,” tutur dia. (iwh)
Load more