Terungkap di Persidangan, Begini Detik-Detik Brigadir Nurhadi Dibunuh di Penginapan Gili Trawangan: Berawal dari Video Call hingga Berujung Pitingan dan Dorongan ke Kolam
- Dhimas Budi Pratama-Antara
Sambil menasehati korban, Ipda Aris mendorong dan memukuli wajah korban menggunakan tangan kiri terkepal.
Salah satu jari Ipda Aris menggunakan cincin. Ipda Aris menghantam sangat keras dan sepenuh tenaga kurang lebih sebanyak empat kali.
Hantaman itu meninggalkan bekas luka pukulan pada wajah korban.
Setelah mendapat hantaman dari Ipda Aris, korban berkata, "Siap salah komandan!".
Selanjutnya, Ipda Aris keluar dari tempat penginapan Kompol Yogi-Misri.
Dia juga meninggalkan korban tanpa menyuruhnya kembali ke lokasi penginapan yang berbeda.
Sekitar pukul 20.30 WITA, Kompol Yogi terbangun dari tempat tidur dan melihat korban masih berada di kolam bersama Misri yang merupakan teman kencan Kompol Yogi.
Kompol Yogi yang dalam dakwaan JPU masih dalam pengaruh minuman beralkohol, pil ekstasi dan obat penenang Riklona disebut-sebut merasa curiga, marah dan kesal melihat korban yang belum juga kembali ke lokasi penginapan.
"Kompol Yogi langsung memiting korban dengan menggunakan tangan kanan berada pada pangkal leher atas korban, sedangkan tangan kiri Kompol Yogi menggenggam tangan kanan korban dan menariknya ke arah belakang," kata JPU.
JPU mengatakan Kompol Yogi melakukan hal tersebut dengan posisi badan menindih korban dari atas punggung dan mengunci kaki kanan korban dengan kakinya sehingga posisi korban terkunci total.
Dalam dakwaan, JPU menyebut Kompol Yogi bisa melakukan hal tersebut karena sebagai seorang anggota Polri memiliki bekal keahlian dasar bela diri dan berpengalaman di bidang reserse kriminal.
Akibat pitingan tersebut, sambung JPU, korban mengalami kesakitan dan berusaha melepaskan aksi Kompol Yogi dengan cara meronta dan merangkak.
Setelahnya, korban luka lecet pada lutut, punggung, lecet kaki kanan, patah tulang lidah dan patah leher sebagai luka antemortem yang berkontribusi terhadap kematian.
JPU mengatakan saat korban menjadi lemas, tidak berdaya dan hilang kesadaran, Kompol Yogi melepaskan pitingannya dan mendorong tubuh korban hingga tenggelam ke dalam kolam.
Kemudian, Kompol Yogi beranjak dari tepian kolam dan duduk di kursi dekat kolam sambil membakar sebatang rokok.
Load more