Anwar Ibrahim Desak Pemimpin EAS Pilih Dialog, Tolak Konfrontasi: Kita Harus Perbarui Tujuan Bersama
- tvOnenews/Abdul Gani Siregar
Kuala Lumpur, tvOnenews.com — Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, menyerukan para pemimpin East Asia Summit (EAS) untuk memperbarui komitmen terhadap dialog, kerja sama, dan multilateralisme dalam menghadapi tantangan regional maupun global.
Dalam pembukaan KTT EAS ke-20 yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Anwar menegaskan bahwa forum yang berusia dua dekade itu lahir dari visi para pendirinya sebagai wadah strategis bagi dialog politik dan ekonomi, dengan ASEAN sebagai penggeraknya.
“Hari ini, kita harus memperbarui tujuan bersama kita. Kita menegaskan kembali komitmen dan mendorong keterlibatan yang berprinsip serta berorientasi ke depan,” ujar Anwar, di forum KTT ASEAN ke-47, Malaysia, Senin (27/10/2025).
Hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah pemimpin dan pejabat tinggi dari negara-negara anggota dan mitra, antara lain Sultan Brunei Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri China Li Qiang, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Perdana Menteri Timor-Leste Kay Rala Xanana Gusmão, serta Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Anwar menekankan pentingnya mengedepankan dialog di atas paksaan, keseimbangan di atas dikotomi, dan kerja sama di atas konfrontasi. Menurutnya, perdamaian dan keamanan global harus dijaga melalui multilateralisme dan hukum internasional.
Terkait isu global, Anwar menyambut baik rencana komprehensif terbaru untuk mengakhiri konflik Gaza yang disebutnya sebagai awal penting dan krusial untuk menghentikan kegilaan, genosida, dan kekejaman.
Ia menekankan pentingnya pengawasan ketat agar solusi politik yang adil dan berkelanjutan bagi Palestina dapat terwujud.
Tentang Myanmar, Anwar menegaskan komitmen ASEAN terhadap Five-Point Consensus. Ia menyebut Malaysia aktif berdialog dengan berbagai pihak demi mendorong perdamaian dan bantuan kemanusiaan.
“Kami telah menyampaikan kepada para pemimpin Myanmar bahwa ASEAN siap memberikan bantuan kemanusiaan dengan dua syarat — gencatan senjata segera dan akses penuh untuk distribusi bantuan ke semua komunitas tanpa memandang etnis atau afiliasi politik,” ujarnya.
Malaysia, lanjutnya, telah mendapat izin menjalankan rumah sakit lapangan di Myanmar selama setahun terakhir. Ia juga memuji otoritas Myanmar atas kemajuan terbatas yang telah dicapai meski kekerasan sporadis masih terjadi.
Load more