Waskita Karya Genjot Progres LRT Jakarta Fase 1B Velodrome–Manggarai, Sudah Capai 74 Persen
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com – Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome ke Manggarai kini menunjukkan progres signifikan. Hingga pertengahan Oktober 2025, pembangunan yang digarap oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk itu telah mencapai 74,37 persen.
Pembangunan sepanjang 6,4 kilometer ini menelan biaya Rp4,1 triliun dan ditargetkan selesai pada pertengahan 2026. Nantinya, jalur ini menjadi bagian penting dari jaringan LRT Jakarta dengan total panjang 46,8 kilometer dan lima stasiun baru yang akan memperkuat konektivitas transportasi ibu kota.
Transformasi Digital Dorong Efisiensi
Koordinator BIM Proyek LRT Jakarta Fase 1B, Ganesh Aditya Aryoprawirotama, menjelaskan bahwa proyek ini memiliki tantangan teknis yang sangat kompleks karena dibangun di kawasan perkotaan padat. Untuk mengatasi hal itu, Waskita Karya mengandalkan transformasi digital melalui penerapan teknologi Building Information Modeling (BIM) dan solusi digital dari Bentley Systems.
“Proyek ini dibangun di lingkungan umum yang sangat menantang. Karena itu, kami memanfaatkan solusi digital inovatif untuk menangani kompleksitas konstruksi di lapangan,” kata Ganesh dalam konferensi tahunan Year in Infrastructure di Amsterdam, Belanda, Kamis (16/10).
Waskita Karya mengintegrasikan data spasial, model BIM, dan jadwal pekerjaan dalam satu sistem digital. Teknologi ini memungkinkan pemantauan progres secara real-time dengan bantuan drone fotogrametri dan simulasi 4D, sehingga tim proyek dapat mengambil keputusan dengan cepat dan akurat.
Hemat Rp245 Miliar dan Kurangi Emisi
Melalui digitalisasi, Waskita Karya berhasil menghemat biaya hingga USD 14,82 juta (sekitar Rp245,8 miliar) dan menekan konsumsi material senilai USD 7,3 juta (sekitar Rp121,2 miliar). Selain itu, efisiensi kerja meningkat hingga 80 persen, waktu pemodelan berkurang 40 persen, dan inspeksi fisik menurun 20 persen.
“Pendekatan digital memungkinkan kami mengidentifikasi dan menyelesaikan lebih dari 1.200 potensi kendala sebelum konstruksi dimulai. Ini berdampak langsung pada keselamatan dan efisiensi,” tambahnya.
Proyek ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan potensi pengurangan emisi karbon sebesar 4.000–5.500 ton per tahun, sekaligus menekan hingga 21 juta perjalanan kendaraan pribadi per tahun. Hal itu diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara di Jakarta.
Load more