Buntut Kasus Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Tampar Murid Merokok, Siswa Mogok Belajar Berujung Di-Blacklist HRD Perusahaan?
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Kontroversi Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria yang diduga menampar siswa sedang merokok berbuntut panjang.
Hal ini tak lekang karena Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria diduga kedapatan menampar seorang siswa berinisial ILP (17).
Peristiwa tersebut berlangsung di tengah kegiatan Jumat Bersih di SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten.
Saat itu ILP sempat kabur, kemudian Dini Fitria langsung mengejar sang siswa akibat merokok di kanting belakang.
Dini Fitria menjelaskan kondisi dirinya dibuat emosi dengan ulah ILP lalu berujung diduga menampar sang murid.
"Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi, tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," ujar Dini kepada awak media dikutip, Kamis (16/10/2025).
- ANTARA/Devi Nindy
Orang tua sang siswa yang kepergok merokok berujung membuat laporan polisi ke Polres Lebak untuk menindaklanjuti tindakan Dini.
Sekitar 600 siswa SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten sepakat mogok belajar buntut insiden sang kepala sekolah menampar ILP pada Senin (13/10/2025) hingga Selasa (14/10/2025).
Meski ratusan siswa tersebut kembali belajar pada Rabu (15/10/2025), aksi mogok tersebut menjadi malapetaka bagi mereka.
Warganet menyerukan dukungan terhadap aksi Dini Fitria untuk bertindak tegas, meski Komnas Perlindungan Anak (PA) Banten meminta sekolah tidak melakukan kekerasan.
- Istimewa
Menariknya lagi, sejumlah akun media sosial meramaikan isu rencana para Human Resources Development (HRD) perusahaan blacklist ratusan siswa SMAN 1 Cimarga.
Rencana yang bertuliskan dari sebuah video viral "Pengusaha ketika ada pelamar lulusan SMAN 1 Cimarga (blacklist)" tampaknya didukung warganet untuk menunjukkan ketegasan tentang kedisiplinan.
"Perusahaan-perusahaan harus blacklist lulusan dari SMA 1 Cimarga demi kemajuan perusahaan. Bahaya kalau diterima kerja nanti pada mogok kerja semua," tulis @EmbeKabupaten dikutip dari X, Kamis.
"Saya sangat mendukung HRD akan menolak lulusan SMAN 1 Cimarga untuk dipekerjakan, bila perlu HRD seluruh Indonesia melakukan hal yang sama," kata @BeBuzzerNKRI.
"Baru kali ini satu sekolah kompak membela perokok, dan dengan lagak preman teriak-teriak di depan muka kepala sekolah. Efeknya, sudah ada sederet HRD yang deklarasi untuk blacklist lulusan SMAN 1 Cimarga, karena pembelaan mereka atas pelaku pelanggaran," jelas @zoelfick.
Ironisnya, ada beberapa akun media sosial melaporkan sejumlah HRD perusahaan telah menyimpan jejak digital kasus siswa yang merokok dan aksi mogok belajar tersebut.
Dampaknya sejumlah HRD perusahaan akan mempertimbangkan jika ada lulusan dari sekolah tersebut menjadi pelamar kerja di perusahaan mereka.
Namun demikian, langkah blacklist lulusan dari SMAN 1 Cimarga juga menjadi perdebatan, sebagian warganet tidak mendukung aksi normalisasi kekerasan di sekolah.
Sementara, kasus kepala sekolah dan murid SMAN 1 Cimarga yang ditampar sudah tuntas setelah keduanya saling meminta maaf saat dimediasi oleh Gubernur Banten Andra Soni, Rabu (15/10/2025).
"Alhamdulillah, kami sudah saling memaafkan. Keputusan Gubernur sangat tepat karena dengan kebijakan ini anak-anak sudah kembali ke sekolah. Dunia pendidikan tidak boleh berhenti hanya karena kesalahpahaman," kata Dini.
(hap)
Load more