Himbara Terima Rp200 Triliun, Bank Daerah 'Berebut' Minta Menkeu Purbaya Suntik Dana
- YouTube/Kompas TV
Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka-bukaan mengenai kebijakan suntikan dana senilai Rp200 triliun ke lima bank negara.
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa melakukan pencairan suntikan dana itu pada 12 September 2025 ke lima bank Himbara dengan rincian Bank Mandiri, BRI, dan BNI sebesar Rp55 triliun, BTN sebesar Rp25 triliun, dan BSI sebesar Rp10 triliun.
"Sejak kita memindahkan uang cash pemerintah dari Bank Indonesia Rp200 triliun ke perbankan ini sudah cukup mengembirakan realisasinya," kata Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu dalam kegiatan Media Gathering 'Kupas Tuntas APBN 2026', Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Febrio mengatakan realisasi penyuntikan dana oleh Kemenkeu itu kini direspons baik usai sebelumnya menuai polemik.
Bahkan, kata Febrio, Bank Pembangunan Daerah (BPD) pun kini berlomba-lomba meminta suntikan dana dari Kemenkeu.
"Yang jelas waktu pertama ide Rp200 triliun itu keluar, teman-teman ingat nggak respon pembangkannya? Kamu jangan dipaksa, ya kan, ragu," kata Febrio.
"Ternyata setelah dikasih, sekarang malah minta tambah. Terus BPD juga ingin. Makanya kemarin Bank Jatim, Bank Jakarta juga minta," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Lima Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) penerima dana itu telah masing-masing menunjukan perkembangan yang signifikan.
Tercatat dari lima bank Himbara itu masing-masing telah menggunakan biaya dana untuk keperluan sektor riil.
"Mandiri sudah menggunakan 74 persen, BRI sudah 62 persen, BNI 50 persen, BKN 19 persen, BSI 55 persen. Jadi ini kita harapkan akan terus berlanjut," ungkapnya.
Febrio turut memaparkan realisasi pertumbuhan kredit mulai terlihat dari adanya kebijakan tersebut.
Ia menyebut realisasi pertumbuhan kredit ditarget tumbuh 10 persen pada Kuartal 4 atau Q4.
"Kebijakan yang kelihatannya simple hanya memindahkan cash, tetapi dampaknya bagi pertumbuhan kredit kita harapkan kalau di Agustus itu masih 7, pertumbuhan kreditnya 7, nah ini kita berharap di akhir tahun ini bisa menuju ke 10," kata Febrio.
"Sehingga itu akan cukup riil nanti di kredit modal kerja, kredit konsumsi, kredit investasi dan sebagian akan langsung berdampak pada performance dari PDB kita di Q4, itu yang kita harapkan sehingga kalau di perhitungan kami Q4 itu bisa akan mencapai sekitar pertumbuhannya 5,5 persen," pungkasnya. (raa)
Load more