Cerita Kevin Lokenga, Anak Berkebutuhan Khusus Asal Kongo Bisa Jadi Housekeeper di Hotel Berkelas di Jakarta
- tvOnenews/Rika Pangesti
“Tidak pernah, dari awal sampai saat ini kita menjalani, tidak pernah ada bully. Justru Kevin mengaku di negaranya sendiri di Kongo, jauh lebih baik Indonesia, dia betah, mau lama-lama di sini," bebernya.
Sebelum diterima bekerja, Kevin menjalani program pelatihan selama dua tahun di Matalesoge.
Di sana, ia mendapat pelatihan berbasis minat dan bakat, serta menjalani simulasi kerja di lingkungan hotel. Setelah itu, Kevin melalui proses wawancara dan seleksi yang sama seperti pelamar umum.
“Kami tidak memberikan perlakuan khusus dalam proses rekrutmen. Mereka harus melewati tahapan profesional agar benar-benar siap. Kami ingin mereka diterima karena kemampuan, bukan belas kasihan,” tegas Edhie.
Selain membina peserta, Matalesoge juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pihak hotel untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan inklusif.
“Kami ajarkan staf hotel cara berinteraksi dan memberi dukungan kepada rekan kerja berkebutuhan khusus, termasuk cara menghadapi tamu dengan kondisi serupa,” jelas Edhie.
Kini, Matalesoge telah menyalurkan puluhan anak berkebutuhan khusus untuk bekerja di berbagai hotel di Jakarta.
Beberapa di antaranya bekerja paruh waktu tiga hari seminggu, sesuai ketentuan dari Kementerian Ketenagakerjaan.
Hasilnya pun terlihat. Banyak tamu hotel yang memberikan apresiasi positif atas kinerja mereka.
“Anak-anak ini justru sering mendapat pujian dari tamu karena pelayanan mereka yang lebih ramah dan penuh perhatian,” ujar Edhie.
Bagi Kevin Lokenga, pekerjaan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan simbol kemandirian dan kebanggaan. Ia kini bisa menghasilkan uang sendiri, mengelola penghasilan, dan terus mengasah kemampuannya di dunia perhotelan.
“Cerita Kevin membuktikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus bisa berdaya, mandiri, dan diakui kemampuannya. Yang mereka butuhkan hanyalah kesempatan dan dukungan,” tutur Edhie.
"Kami tidak menciptakan belas kasihan, tapi membuka jalan bagi keadilan, agar semua anak, termasuk mereka yang spesial, bisa memiliki masa depan yang sama," pungkasnya.
(rpi)
Load more