Kesaksian Sukitman Agen Polisi Saksi Mata G30S PKI, Cuma Modal Sepeda Temukan Lubang Buaya: Mereka Diceburin, Ditembak
- Kolase Museum.polri.go.id & Impact
Pada 1 Oktober 1965 dini hari, Sukitman terkejut mendengar serentetan tembakan di area patrolinya.
Pekerjaan patrolinya sangat sederhana, ia hanya modal menggunakan sepeda namun dibekali oleh senjata.
"Saya berangkat menelusuri tempat suara tembakan itu pakai sepeda. Karena gencaran tembakannya kencang, saya berhenti lalu turun dan lemparkan senjata, kemudian angkat tangan," jelasnya.
Situasi saat itu sedang tegang, sehingga ia dilempar ke dalam kabin sebuah mobil.
"Suasana tembakan itu sangat gencar, secara terus-menerus. Pasukannya banyak banget, ada yang serbu satu rumah, sergap dari kanan belakang. Mungkin ada 100-200 orang lebih," paparnya.
Disekap dan Saksikan Aksi Kekejaman Pasukan G30S PKI
Ia mengaku setelah dibawa ke kabin tidak mengetahui apa pun karena posisi kepala juga sudah dalam kondisi penyekapan.
Ia yang saat itu masih berusia 22 tahun, mau tak mau harus ikut diangkut menggunakan mobil seperti bus untuk dibawa ke Lubang Buaya.
"Saya turun lalu ikatan saya dibuka, kemudian saya diseret. Saat itu samar-samar saya mendengar 'Yani'," katanya.
Merujuk dari bukunya bertajuk Kesaksian Sukitman Penemu Sumur Lubang Buaya, pada momen inilah Sukitman menjadi saksi kekejaman G30S PKI.
Ia melihat banyak orang yang mengaku sukarelawan dan sukarelawati. Namun menurutnya, tampilan mereka seperti ABRI.
Kehadiran mereka membantu sejumlah anggota Cakrabirawa turut membantai tujuh putra terbaik bangsa tersebut.
Saat pembantaian, satu per satu jasad enam jenderal dan satu perwira diceburkan ke dalam Lubang Buaya secara menumpuk.
"Ganyang kabir, ganyang kabir, itu kata-kata kapitalis. Satu per satu dimasukkan. Orang yang masuk duluan juga sambil ditembak dari atas. Kalau yang masih hidup, dia diikat, ditodong senjata kanan-kiri dan dipaksa tandatangan sesuatu tapi akhirnya berontak," paparnya.
"Hati saya waktu itu nggak karuan. Mungkin giliran saya karena saat itu (Pahlawan Revolusi) secara bergiliran masuk ke dalam sumur," sambungnya.
Sukitman Lapor Kejadian
Pada 1 Oktober 1965 sore hari, Sukitman lari dari Lubang Buaya. Hal itu terjadi ketika penculiknya sedang lengah.
Meski sebelumnya melihat peristiwa tak lazim, Sukitman mau tau mau harus kabur dan segera melaporkan kepada pasukan keamanan.
Load more