Mengenang Pesan Mendalam Ade Irma Suryani, Adik Manis yang Jadi Korban di Tragedi G30S PKI
- dok.wikipedia
Kedua orang tuanya terbangun, pintu depan rumah mereka hendak dibuka orang. Lalu Nasution pun membuka pintu dan tertembak.
"Lalu Mamah lihat, mengintip, terus Mamah lihat (pasukan) Cakrabirawa masuk," kata Yanti.
"Biar saya hadapi," ujar Jenderal AH Nasution kepada istrinya, seperti ditirukan oleh Yanti, sang suami pun jatuh.
Ketika kejadian itu terjadi, ibunda dari AH Nasution pun terbangun dari tidurnya karena mendengar suara tembakan. Kamarnya percis berada di sebelah kamar AH Nasution.
Lalu, dia keluar kamar bersama adik AH Nasution, Mardiah untuk melihat apa yang terjadi.
"Jadi beliau keluar, bersama adik bapak," kata Yanti.
Kemudian, Johanna mengatakan, yang harus diselamatkan adalah suaminya, Jenderal AH Nasution. Dia meminta agar Mardiah memegang Ade Irma.
"Tolong pegang Irma, saya mau menyelamatkan bapak," ujarnya. Karena panik, Mardiah membawa keluar Ade Irma lewat pintu yang seharusnya tak dibuka.
Pasukan Cakrabirawa langsung menghujani tembakan kepada Mardiah dan Ade Irma. Sekitar tiga peluru bersarang di punggung Ade Irma Suryani Nasution.
Selain itu, Ade Irma sempat menjalani operasi, lima hari kemudian Ade Irma Suryani Nasution meninggal dunia.
Perlu diketahui, Ade Irma Suryani lahir pada 19 Februari 1960 dan meninggal dunia pada usia 5 tahun setelah menjadi korban peristiwa G30S/PKI.
Diketahui, kalau Nasution berhasil selamat dari penculikan dan pembunuhan pada tragedi malam G30S PKI.
Pria yang dibawa ke Lubang Buaya, ialah prajurit muda yang merupakan asisten Nasution, yaitu Pierre Tendean yang juga mendapatkan label pahlawan revolusi. (mii/klw)
Load more