Mengenang Pesan Mendalam Ade Irma Suryani, Adik Manis yang Jadi Korban di Tragedi G30S PKI
- dok.wikipedia
Jakarta, tvOnenews.com- Tak pernah disangka oleh siapapun, seorang anak kecil ikut menjadi korban tragedi G30S PKI. Kisahnya pun menjadi sejarah dan kenangan pahit Indonesia.
- dok.wikipedia
Adik manis bernama Ade Irma Suryani merupakan anak dari Jenderal AH Nasution. Prajurit TNI yang lolos dari penculikan pasukan PKI, berikut kisahnya.
Adik manis Irma meninggalkan pesan terakhir, sebelum akhirnya tewas usai tertembak oleh pasukan Cakrabirawa, dalam tragedi G30S PKI.
Seperti yang dilansir Youtube tvOnenews, almarhum Ade Irma Suryani, meski dalam kondisi terbaring lemah karena menahan sakit tembakan. Dia masih sempat sampaikan pesan manis yang mengenang sampai saat ini.
Dalam keterangannya, menurut Hendrianti Sahara Nasution, Ade Irma yang mendapat tiga tembakan di punggung mungilnya mendadak bersikap cukup dewasa untuk anak berusia 5 tahun.
Adik Irma Suryani dipelukan sang Ibu dengan darah yang bercucuran, sampaikan pesan tersebut. Ia terluka karena luka tembak di punggungnya.
"Kakak jangan menangis, adik sehat," kata Henrianti Nasution, menirukan ucapan adiknya, seperti dilansir dari tayangan Youtube tvOnenews, yang dikutip, Rabu (27/9/2023).
Lebih hebatnya lagi, Ade Iram tak hanya sang kakak mendapat pesan manis. Ade Irma suryani, juga sampaikan pada sang Ibu, Johanna Sunarti Nasution.
Ternyata dalam pesan manis itu, Ade Irma menanyakan mengapa sang Ayah Jendral AH Nasution akan ditembak.
Mendengar pertanyaan tersebut, sang Ibu Johanan Sunarti, mendadak terkaget mendengarnya. Sebelum akhirnya sang anak pergi.
Tertembaknya putri bungsu AH Nasution, Ede Irma Suryani, tak bisa dipisahkan dari gerakan pemberontakan PKI atau yang bisa disebut G30S PKI.
Kejadiannya cukup singkat, pada 30 September 1965 dan dini hari 1 Oktober 1965, sejumlah perwira tinggi militer dihabisi pasukan Cakrabirawa di rumahnya masing-masing.
Ketika pasukan Cakrabirawa marangsek masuk ke dalam rumah Jendral AH Nasution, sang jendral dan istri tengah terjaga dari tidur keduanya terbangun, karena ada nyamuk.
Sementara, Ade Irma masih terlelap tidur. Pasukan datang, seperti dikisahkan Hendrianti Sahara Nasution atau biasa dipanggil Yanti yang dilansir dalam wawancaranya di tvOnenews.
Kedua orang tuanya terbangun, pintu depan rumah mereka hendak dibuka orang. Lalu Nasution pun membuka pintu dan tertembak.
"Lalu Mamah lihat, mengintip, terus Mamah lihat (pasukan) Cakrabirawa masuk," kata Yanti.
"Biar saya hadapi," ujar Jenderal AH Nasution kepada istrinya, seperti ditirukan oleh Yanti, sang suami pun jatuh.
Ketika kejadian itu terjadi, ibunda dari AH Nasution pun terbangun dari tidurnya karena mendengar suara tembakan. Kamarnya percis berada di sebelah kamar AH Nasution.
Lalu, dia keluar kamar bersama adik AH Nasution, Mardiah untuk melihat apa yang terjadi.
"Jadi beliau keluar, bersama adik bapak," kata Yanti.
Kemudian, Johanna mengatakan, yang harus diselamatkan adalah suaminya, Jenderal AH Nasution. Dia meminta agar Mardiah memegang Ade Irma.
"Tolong pegang Irma, saya mau menyelamatkan bapak," ujarnya. Karena panik, Mardiah membawa keluar Ade Irma lewat pintu yang seharusnya tak dibuka.
Pasukan Cakrabirawa langsung menghujani tembakan kepada Mardiah dan Ade Irma. Sekitar tiga peluru bersarang di punggung Ade Irma Suryani Nasution.
Selain itu, Ade Irma sempat menjalani operasi, lima hari kemudian Ade Irma Suryani Nasution meninggal dunia.
Perlu diketahui, Ade Irma Suryani lahir pada 19 Februari 1960 dan meninggal dunia pada usia 5 tahun setelah menjadi korban peristiwa G30S/PKI.
Diketahui, kalau Nasution berhasil selamat dari penculikan dan pembunuhan pada tragedi malam G30S PKI.
Pria yang dibawa ke Lubang Buaya, ialah prajurit muda yang merupakan asisten Nasution, yaitu Pierre Tendean yang juga mendapatkan label pahlawan revolusi. (mii/klw)
Load more