Pidato Presiden Prabowo di PBB Dipuji Aktivis Muda Muhammadiyah: Menyadarkan Kemanusiaan, Menghadirkan Harapan
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum PBB ke-80 membuka babak baru diplomasi Indonesia: sebuah pidato yang tidak hanya berisi simbol moral dan paradigma humanistik sebagai manusia Indonesia, tetapi juga disertai visi dan komitmen langkah praktis untuk memperbaiki kehidupan manusia.
"Dalam pandangan saya sebagai aktivis muda yang berakar pada nilai kemanusiaan dan keindonesiaan, pidato ini menyampaikan dua pilar utama: paradigma kemanusiaan sebagai landasan naratif manusia Indonesia untuk dunia dan solusi praktis pembangunan manusia sebagai dampaknya untuk dunia lebih baik," kata Aktivis Muda Muhammadiyah Zaki Nugraha, kepada wartawan, Kamis (26/9).
Dalam pidato tersebut, ada beberapa poin utama yang menjadi perhatian yaitu Kemanusiaan sebagai Akar Retorika dan legitimasi Politik.
"Pidato diawali dengan afirmasi bahwa kita, terlepas dari agama, ras, dan bangsa, adalah satu keluarga manusia. Pernyataan ini memosisikan Indonesia bukan sebagai aktor singular, melainkan bagian dari gerak besar kemanusiaan universal. Ketika Presiden Prabowo menyebutkan bahwa setiap manusia "diciptakan setara" dan harus memiliki hak hidup, kebebasan, dan kebahagiaan, ia sedang menyampaikan bahwa politik tidak boleh melepaskan dimensi moralnya," katanya.
Lalu, dengan mengutip sekaligus memberi kritik terhadap ajaran klasik bahwa “yang kuat melakukan apa yang ia bisa, yang lemah menderita apa yang ia harus tanggung,” Prabowo mengajak PBB dan komunitas dunia menolak doktrin kekuasaan semata.
Retorika ini meneguhkan bahwa posisi Indonesia dalam diplomasi adalah bukan sebagai pengikut kuat, melainkan pengusung keadilan yang berpihak pada yang terpinggirkan.
Kemudian, Menolak Diam di Hadapan Penderitaan Global: Presiden tidak bersikap abu-abu ketika berbicara tentang Palestina.
Prabowo menyatakan bahwa hari ini dunia tidak boleh bungkam ketika Palestina ditolak legitimasi dan keadilan.
Tapi Prabowo juga menekankan bahwa keamanan Israel juga harus dijaga dalam rangka mencapai perdamaian yang hakiki.
"Ini adalah pendekatan diplomasi moral yang mencoba mencari keseimbangan antara retorika solidaritas dan tanggung jawab keamanan. Bahwa nyawa dan martabat manusia harus dilindungi dan diakui oleh seluruh sesama umat manusia," katanya.
Kemudian dari Kata ke Tindakan: Ketahanan Pangan & Pendidikan Sebagai Fondasi Kesejahteraan
"Yang sangat menarik adalah ketika pidato ini tidak hanya bicara nilai, tetapi juga menyentuh uratan-uratan kehidupan manusia: pangan, pekerjaan, lingkungan, dan masa depan. Misalnya, Prabowo menyebut bahwa tahun ini Indonesia mencatat produksi beras dan cadangan gabah tertinggi dalam sejarah, bahkan melakukan ekspor ke negara lain termasuk Palestina," ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa penguatan rantai pangan, produktivitas petani, dan penggunaan teknik pertanian cerdas adalah bagian dari strategi agar pangan tidak lagi menjadi barang langka tapi instrumen kekuatan nasional.
Sekaligus memberikan kontribusi terhadap dunia terhadap adanya krisis pangan.
"Pidato ini tidak idealistik semata. Prabowo mengungkap data yang konkret: permukaan laut di pesisir utara Jakarta naik sekitar 5 cm per tahun. Untuk merespon itu, rencana pembangunan tembok laut sepanjang 480 km telah disodorkan," katanya.
"Kami mendesak agar pemerintah segera merumuskan pengawalan terhadap apa yang telah dilakukan yang menjembatani retorika dengan realitas saat ini. Retorika kemanusiaan dan solusi praktis yang disampaikan dalam pidato itu harus terus dikawal agar menjadi kenyataan di kehidupan manusia di pelosok, kampung, pulau, dan kota di seluruh dunia," ucapnya. (muu)
Load more