Rupiah Ambyar Lagi! Tembus Rp16.735 per Dolar AS, Pasar Kian Babak Belur
- pixabay
Apa Dampaknya Bagi Indonesia?
Pelemahan rupiah yang berkepanjangan dapat memicu kenaikan harga barang impor, termasuk bahan baku industri. Hal ini berpotensi meningkatkan tekanan inflasi di dalam negeri. Selain itu, utang luar negeri dalam denominasi dolar AS juga menjadi lebih mahal untuk dibayar.
Meski demikian, para ekonom menilai pelemahan rupiah kali ini lebih disebabkan faktor eksternal dibanding kondisi fundamental dalam negeri. “Indonesia masih punya cadangan devisa yang cukup kuat, jadi tidak perlu terlalu panik. Namun, volatilitas jangka pendek tetap harus diwaspadai,” ujar Josua.
Pasar Masih Menunggu Keputusan The Fed
Ke depan, pergerakan rupiah diperkirakan masih akan bergantung pada arah kebijakan The Fed. Jika bank sentral AS tetap bersikap hawkish, tekanan terhadap mata uang emerging market, termasuk rupiah, kemungkinan berlanjut.
Namun, jika inflasi AS menunjukkan tanda-tanda penurunan konsisten, peluang pemangkasan suku bunga tetap terbuka. Kondisi itu bisa menjadi angin segar bagi rupiah untuk kembali stabil.
Untuk saat ini, rupiah masih harus berjuang keras menghadapi gempuran dolar AS yang perkasa. Pasar pun menanti dengan penuh kewaspadaan: apakah rupiah bisa bangkit, atau justru semakin ambyar? (nsp)
Load more