Soal Lima Program Utama Kemenpar Tahun 2025, Pengusaha Muda Tour Travel: Eksekusinya Bisa Apa Enggak?
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Pemilik Usaha Tour dan Travel, bernama Dimas (28) memberikan komentar mengenai lima program utama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk tahun 2025.
Pengusaha muda ini mengungkapkan bahwa lima program yang diusung Menteri Widiyanti tersebut sudah bagus.
Namun dirinya menanyakan fakta di lapangannya apakah dapat terealisasikan atau tidak.
“Tanggapan saya mah bagus, cuma eksekusinya bisa apa enggak?,” kata Dimas, saat diminta keterangan, Senin (22/9/2025).
Lebih lanjut pria yang telah menekuni usahanya sejak 2017 ini memberikan tanggapan mengenai program utama terkait Gerakan Wisata Bersih.
Hal ini menurutnya yang perlu diedukasi tak hanya orang yang berwisata, tetapi juga warga lokal (warlok) di tempat wisata tersebut.
“Pariwisata bersih, masalahnya adalah bukan cuma harus mengedukasi orang-orang yang berwisata dan ngasih fasilitas tambahan, tapi ke warloknya juga, soalnya fun factnya ya yang tidak bisa jaga kebersihan malah warloknya,” ungkap Dimas.
Selanjutnya mengenai Pengadaan Event Wisata, Dimas menilai hal ini dapat mendongkrak dunia pariwisata Indonesia. Namun program ini perlu dipegang oleh orang yang profesional.
“Ini dulu udah sering setau saya pas masa-masanya promosi Pesona Indonesia/Wonderful Indonesia, nah itu juga bagus karena benar-benar mendongkrak dunia pariwisata Indonesia. Cuma ya harus dipegang orang-orang yang profesional,” jelas Dimas
“Dulu saya pernah study banding sama bupati Banyuwangi yang bikin event di Banyuwangi setahun 72 event, itu pas jaman Menterinya pak Arif Yahya,” sambungnya.
Selain itu mengenai program Pengembangan Desa Wisata juga perlu terealisasi dengan benar. Dimas mengungkapkan program ini juga dapat bekerja sama dengan mahasiswa yang hendak melaksanakan kuliah kerja lapangan (KKN).
“Nah ini benar-benar harus terealisasi, jangan pas udah jadi ditinggal atau pas udah terkenal malah endingnya ada birokrasi-birokrasi yang memberatkan pengunjung/pengelola. Saran saya kerja sama, sama mahasiswa, khususnya mahasiswa pariwisata yang pada mau KKN, kali aja mereka KKN di desa tempat wisata,” ungkap Dimas.
Terkait program Tourism 5.0 (digitalisasi AI) juga diperlukan di Indonesia, agar tidak ketinggalan zaman.
Load more