Harga Pangan Melonjak di Tengah Demo Buruh DPR, Beras Premium Tembus Rp18.000/kg
- istimewa - Antara
Jakarta, tvOnenews.com – Lonjakan harga bahan pangan semakin dirasakan masyarakat pada Senin (22/9/2025), bertepatan dengan aksi demo buruh besar-besaran di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta. Ribuan buruh yang turun ke jalan menuntut kenaikan upah dan penolakan sistem outsourcing, sementara di sisi lain harga pangan melambung tinggi di berbagai pasar nasional hingga melampaui harga eceran tertinggi (HET).
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.33 WIB, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen menembus Rp15.979/kg secara nasional, atau naik 7,24% dari HET nasional yang dipatok sebesar Rp14.900/kg. Kenaikan ini terpantau merata di semua zona, bahkan di beberapa wilayah menembus Rp18.000/kg.
Harga Beras Premium Melambung
Kenaikan tertinggi terjadi di zona 3 dengan harga Rp18.333/kg, jauh di atas HET Rp15.800/kg.
Di zona 2, harga mencapai Rp16.378/kg, naik signifikan dari HET Rp15.400/kg.
Sementara di zona 1, harga menembus Rp15.226/kg, masih di atas batas HET Rp14.900/kg.
Meski beras medium sempat turun di sebagian daerah, secara nasional tetap mengalami kenaikan tipis ke angka Rp13.815/kg, atau 2,33% lebih tinggi dari HET Rp12.500/kg.
Komoditas Lain Ikut Terdongkrak
Tak hanya beras, beberapa kebutuhan pokok lainnya juga ikut naik. Harga bawang putih, minyak goreng, telur, ayam, hingga daging sapi rata-rata menunjukkan tren kenaikan sejak akhir pekan lalu. Kondisi ini menambah beban masyarakat yang sudah menghadapi tingginya biaya hidup, apalagi bersamaan dengan isu perburuhan yang tengah memanas.
Pedagang di Pasar Induk Cipinang menyebut kenaikan harga dipicu faktor distribusi yang terganggu serta tingginya permintaan. “Stok beras ada, tapi distribusinya agak terhambat. Harga jadi naik karena pedagang besar juga menaikkan harga jual,” ungkap salah satu pedagang.
Dampak ke Aksi Buruh
Situasi ini semakin menambah kompleksitas demo buruh yang digelar hari ini. Buruh yang datang dari Jabodetabek hingga Karawang menuntut kenaikan upah minimum 2026 sebesar 8,5–10,5%. Kenaikan harga pangan menjadi salah satu alasan buruh semakin mendesak pemerintah untuk mengambil langkah konkret.
“Kalau harga terus naik sementara upah tidak ikut disesuaikan, siapa yang sanggup bertahan? Inilah mengapa kami turun ke jalan,” ujar salah satu peserta aksi dari Serikat Pekerja Logam.
Kemacetan Panjang di Gatot Subroto
Pantauan tvOnenews.com, konsentrasi massa buruh di depan DPR membuat arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto tersendat parah. Jalan yang biasanya bisa dilintasi empat lajur kini hanya menyisakan satu lajur. Efek domino pun terjadi, kendaraan pribadi, angkutan umum, hingga distribusi logistik mengalami perlambatan.
Meski begitu, arus lalu lintas di tol dalam kota relatif lancar dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. Petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan tampak berjibaku mengurai kepadatan agar tidak semakin meluas.
Ancaman Inflasi Pangan
Kenaikan harga pangan di tengah demonstrasi buruh ini menimbulkan kekhawatiran baru terkait inflasi pangan. Analis memperkirakan jika tren kenaikan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya terus berlanjut, maka akan berdampak signifikan pada daya beli masyarakat.
Pemerintah diminta segera mengambil langkah strategis, mulai dari stabilisasi harga di tingkat distribusi hingga intervensi pasar untuk mencegah gejolak yang lebih besar. (nsp)
Load more