Meski Sudah Direncanakan Matang-Matang, Ternyata Ada Rencana Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank yang Gagal Total
- Rika Pangesti/tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com - Meski sudah direncanakan matang-matang, ternyata ada rencana pelaku penculikan dan pembunuhan kepala cabang (kacab) bank yang gagal total.
Hal ini diungkapkan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra saat konferensi pers pengungkapan kasus penculikan dan pembunuhan kacab bank di Jakarta pada 21 Agustus 2025 lalu.
Adapun motif pelaku melakukan hal ini adalah demi bisa memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan.
Namun, hal itu hanya bisa dilakukan atas otoritas atau persetujuan kacab saja. Oleh karena itulah pelaku mencari kacab bank yang bisa bekerja sama.
Karena sulit dan pernah gagal dalam mencari kacab bank yang bisa bekerja sama tersebut, akhirnya otak pelaku merencanakan misinya.
Sekitar akhir Juli hingga awal Agustus 2025, pelaku C alias K mengajak DH untuk mencari kacab bank yang bisa diajak bekerja.
Mereka memiliki dua opsi dalam rencana ini. Pertama, melakukan pemaksaan dengan kekerasan setelahnya dibebaskan.
Kedua, melakukan pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. Apabila berhasil, maka korban akan dihilangkan atau dibunuh.
Pada 12 Agustus 2025, pelaku C bersama DH akhirnya memutuskan opsi pertama. Adapun kacab bank ini dipilih secara “random”. Kemudian, “tim” pun dibentuk untuk melancarkan rencana ini.
Dari konferensi pers itu, diketahui ada 15 tersangka yang ditetapkan.
Mereka terbagi menjadi empat kluster, yakni kluster otak perencanaan, kluster pembuntutan korban, kluster penculikan korban dan kluster yang menyebabkan korban.
Pada 16 Agustus 2025, DH melakukan pertemuan dengan JP untuk menanyakan apakah ada atau tidak kelompok preman, boleh dari pihak sipil atau aparat, untuk melancarkan aksi penculikan korban.
Pada 17 Agustus 2025, JP pun bertemu pelaku N di kawasan Cibubur untuk menindaklanjuti permintaan DH.
DH lalu mendatangi kediaman N untuk melakukan pertemuan dengan JP dan AAM untuk membahas persiapan penculikan terhadap korban.
Pada 18 Agustus 2025, pertemuan kembali dilakukan antara pelaku DH, AAM dan N untuk membahas penculikan.
"Kemudian pada 19 Agustus 2025 sekitar pukul 10.00 WIB, saudara F menghubungi E dan mereka sepakat bertemu di sekitar Cijantung. Tak lama setelah itu E datang bersama B, R dan A," kata Wira.
"Selain itu, tim yang memiliki tugas membuntuti dan tim yang bertugas melakukan penculikan korban D dan AAM dan JP memiliki safehouse yang mana lokasi safehouse tersebut diharapkan untuk bisa memaksa korban melakukan kegiatan pemindahan dana," sambungnya.
Pada 21 Agustus 2025, kacab bank itu berhasil diculik pelaku menggunakan mobil berwarna putih.
Aksi penculikan inilah yang terekam CCTV dan menjadi viral di media sosial. Setelah itu, korban diserahkan ke tim lain yang sudah menunggu.
Korban lalu dipindahkan ke mobil Fortuner hitam di kawasan Kemayoran pukul 21.00 WIB.
Dalam rencana pelaku, seharusnya ada tim penjemput korban untuk dibawa ke safehouse. Namun, ternyata rencana ini gagal karena tim penjemput tidak kunjung datang.
"Dari pukul 21.00 WIB setelah korban berada di penguasaan saudara JP, N, U dan D untuk menunggu tim penjemput yang dipersiapkan C alias K yang rencananya dibawa ke safehouse yang telah disiapkan," jelasnya.
"Karena tim penjemput tidak kunjung datang, sedangkan pada saat itu korban kondisi sudah dalam keadaan lemas, akhirnya korban dibuang di daerah Serang Baru dalam keadaan kondisi kaki maupun tangan masih terikat dan mulut dalam kondisi terlakban," ungkap Wira.
Pada 21 Agustus 2025, korban pun ditemukan dalam kondisi tewas. (nsi)
Load more