Bali Diterjang Banjir Mematikan, Gubernur Koster Bekukan Izin Hotel Baru
- Antara
Pariwisata vs Lingkungan
Bali selama ini menjadi magnet wisata dunia dengan jutaan turis mancanegara tiap tahun. Industri perhotelan, vila, dan restoran tumbuh pesat, menyumbang devisa besar sekaligus membuka lapangan kerja. Namun, di sisi lain, pembangunan tanpa kendali juga menggerus lahan pertanian, menekan ketersediaan air, hingga memperbesar risiko bencana.
Pengumuman penghentian izin baru oleh Gubernur Koster dipandang sebagai langkah berani untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Meski berpotensi menahan laju investasi pariwisata, kebijakan ini dinilai penting untuk mencegah tragedi serupa terulang.
Dukungan Warga dan Aktivis
Kebijakan Koster mendapat dukungan dari sejumlah aktivis lingkungan dan warga lokal. Mereka menilai Bali sudah jenuh dengan pembangunan hotel baru yang sering kali tidak memperhatikan daya dukung lingkungan.
“Yang dibutuhkan Bali saat ini adalah pembangunan yang ramah lingkungan, bukan lagi hotel-hotel baru di atas sawah. Kami mendukung langkah Gubernur,” ujar Made Wirawan, pegiat lingkungan di Denpasar.
Langkah ke Depan
Selain fokus pemulihan pascabanjir, pemerintah juga menyalurkan 350 paket bantuan untuk pedagang pasar dan warga terdampak. Proses evakuasi sampah dan lumpur masih terus dilakukan.
Banjir mematikan ini menjadi peringatan keras bahwa Bali tidak bisa terus mengorbankan lahan hijau demi investasi pariwisata. Keputusan Gubernur Koster membekukan izin hotel baru menjadi momentum penting bagi masa depan Pulau Dewata: antara menjaga alam atau membayar mahal dengan bencana. (nsp)
Load more