Kasus Kematian Diplomat Arya Daru Masih Menyisakan Misteri, Kuasa Hukum Sebut Pita Cemas Bukan Dianggap Tahu Motif Tewasnya...
- Instagram/Meta Ayu Puspitantri
Jakarta, tvOnenews.com - Tim Kuasa Hukum keluarga almarhum membongkar fakta terbaru kasus kematian diplomat muda Kemlu RI, Arya Daru Pangayunan.
Fakta terbaru dari tim kuasa hukum untuk membongkar seluruh kejanggalan dalam kasus kematian Arya Daru Pangayunan yang masih misteri.
Dwi Librianto, Kuasa Hukum keluarga Arya Daru Pangayunan menyampaikan, kondisi pihak keluarga besar masih ceria sebelum diplomat muda itu ditemukan tewas.
Dwi Librianto mengatakan, kebahagiaan terpancar dari istri Arya Daru, Meta Ayu Puspitantri alias Pita, kedua anak, hingga orang tuanya.
"Komunikasi juga dijelaskan anak-anaknya juga ada gambar anak-anaknya lagi bermain, dia juga siap dan semuanya siap," kata Dwi Librianto di program Kabar Siang tvOne dikutip, Minggu (31/8/2025).
Ia menjelaskan, keluarga besar Arya Daru sangat bahagia karena sebentar lagi akan ikut berangkat ke Finlandia pada akhir Juli 2025.
Keberangkatan Arya Daru untuk menjalankan tugasnya sebagai diplomat muda Kemlu RI.
Penempatan tugas diplomatik Arya Daru akan bercokol di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Helsinki, Finlandia.
Untuk itu, Arya Daru Pangayunan sebelum ditemukan tewas di kamar indekos, ia menyempatkan belanja pembekalan selama di Finlandia.
Berdasarkan keterangan dari polisi, Arya Daru pergi belanja ke Mal Grand Indonesia pada Senin, 7 Juli 2025, sekitar pukul 17.00 WIB.
Dalam rekaman CCTV di mal yang beredar, Arya Daru tidak sendirian, dia ditemani oleh dua rekannya yakni Vara dan Dion yang kini menyisakan misteri.
Kemudian, Arya Daru mengabarkan sang istri, Pita bahwa dirinya selesai belanja sekitar pukul 21.00 WIB.
Diplomat muda asal Sleman tersebut akhirnya menunggu taksi untuk pulang ke indekos Guest House Gondia sekitar pukul 21.00 WIB.
Pada momen inilah, kata Dwi, komunikasi antara Arya Daru dan Pita berakhir, sehingga sang istri mengkhawatirkan kondisi suaminya.
Maka dari itu, Dwi menepis tuduhan publik terkait kecemasan Pita dianggap mengetahui motif kematian Arya Daru.
"Jadi, kecemasan itu baru muncul setelah di taksi," tutur Dwi.
Lebih lanjut, ia memaparkan hasil penemuan fakta terbaru setelah Arya Daru pulang ke kamar indekos.
Ia menuturkan, berdasarkan laporan dari penelusuran pihak keluarga, Arya Daru mengalami burn out.
"Dalam waktu begitu dekat setelah pulang dua jam dilihat dari meninggalnya sekitar tengah malam dan delapan jam sejak ditemukan, saya dapat informasi dia mengalami burn out," jelasnya.
Kondisi burn out sendiri adalah bentuk seseorang mengalami kelelahan pada fisik, emosional kronis berujung stres berkepanjangan, hingga terganggunya mental.
Burn out bisa berdampak pada hilangnya minat dan motivasi seseorang, bahkan produktivitasnya semakin menurun.
Selain itu orang yang terdampak burn out bisa menunjukkan sikap negatif dan selalu mengisolasi diri secara sosial.
Dampak secara fisik meliputi kesulitan tidur, sakit kepala, nafsu makan berubah-ubah, dan sebagainya.
"Mungkin psikolog yang lebih tahu, apakah dengan kondisi burn out, dia bisa mengakhiri hidupnya begitu cepat?," tanya Dwi Librianto sambil penasaran.
Sementara, mantan Wamenlu Dino Patti Djalal menyoroti kondisi tewasnya Arya Daru ditemukan terbungkus lakban kuning.
Dalam kesemaptan yang sama, Dino Patti masih belum percaya kematian almarhum disebabkan tindakan bunuh diri, hanya perkara polisi tidak menemukan indikasi korban pembunuhan.
"Tidak berarti bukti itu tidak ada. Yang paling logis saja, kalau dia memang bunuh diri dengan lakban serapi itu, apakah masuk akal?," ucap Dino.
Bagi Dino, tidak ada orang yang bisa membungkus kepalanya sendiri dengan lakban secara rapi.
"Coba aja dilakukan sendiri sampai meninggal dan dilakukan dengan rapi kayak orang membungkus kado. Itu aja nggak masuk akal," tukasnya.
(hap)
Load more