Satu per Satu Kejanggalan Kasus Kematian Diplomat Arya Daru Mulai Terungkap, Keluarga Kasih Petunjuk Emas Terbaru
- Istimewa
"Dan ada hasil periksa toksikologi sampel organ almarhum. Otak (Paracetamol), empedu (Chlorpheniramine atau CTM)," jelasnya dalam percakapan tersebut.
Kemudian, hasil toksikologi tubuh Arya terutama bagian limpa, hati, lambung, dan darah mengandung CTM.
Sementara, bagian ginjal dan urin dalam tubuh Arya Daru mengandung Paracetamol dan CTM.
Dua jenis obat-obatan di dalam tubuh Arya Daru memicu keheranan dari keluarga.
Merujuk dari Hello Sehat, fungsi umum Paracetamol merupakan obat meredakan demam dan nyeri.
Adapun fungsi umum dari Chlorpheniramine atau CTM menjadi obat untuk meredakan gejala alergi.
Penyakit alergi bisa dipicu berbagai macam, seperti faktor obat-obatan, makanan, gigitan serangga, dan sebagainya.
"Padahal adek saya tidak punya riwayat alergi. Ibu kandung dan Pita juga bilang tidak punya alergi," katanya.
Kejanggalan pada hasil autopsi tersebut mengacu pada pengaruh obat CTM yang merebak di beberapa bagian tubuh Arya.
Efeknya sangat luar biasa bisa terjadi overdosis penitoin jika tercampur dengan jenis obat lain, apalagi kalau menyebar di sejumlah tubuh manusia.
Kejanggalan mengacu pada keterangan kapan waktu Arya Daru mengonsumsi obat CTM.
Arya Daru terakhir kali terekam beraktivitas di kamar indekos Guest House Gondia di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (7/7/2025), sekitar pukul 23.30 WIB.
Hal yang mengupas kejanggalan ini adalah rekaman CCTV, namun pada malam tersebut dianggap ada pergeseran rekaman yang kini masih misteri.
(hap)
Load more